EKBIS.CO, JAKARTA - Pada tahun 2025, pemerintah memproyeksikan bahwa biofuel berkontribusi terhadap 5 persen, melalui B30 dan program E20. Namun saat ini produksi biofuel dengan CPO (crude palm oil) rendah lantaran faktor ketersediaan produk dan kendala lainnya.
Untuk itu, Pertamina berencana untuk serius mengembangkan biofuel yang diproduksi dengan alga. Direktur Pemasaran dan Perdagangan Pertamina Ahmad Bambang menyebutkan, alga dianggap memiliki produktivitas minyak yang tinggi, dibandingkan dengan tanaman darat lainnya.
"Mikro alga dapat menghasilkan 9,87 lebih biodiesel dan minyak kelapa," jelas Ahmad saat menghadiri Pertamina Energy Outlook di Jakarta, (4/12).
Namun, biofuel memiliki tantangan dalam penyediaan bahan baku adalah adanya persaingan dengan penyediaan pangan. Sehingga, pada masa depan, penggunaan algae sebagai bahan baku biofuel sangat direkomendasikan.
Hal ini karena algae memiliki banyak keuntungan, produktivitas yang lebih tinggi dan luas lahan terafiliasi oleh laut Indonesia. Dengan garis lantai kurang lebih 81.000 km, Indonesia memiliki potensi yang besar dalam produksi alga.