EKBIS.CO, JAKARTA -- Para pelaku usaha telepon seluler (ponsel) menyebut transaksi lesu usai harga BBM naik. Hal itu diperparah dengan persaingan antarpenjual yang ketat seiring munculnya beragam ponsel keluaran terbaru. Sehingga, rata-rata penjualan merosot hingga 70 persen.
"Terutama smartphone, penjualannya jatuh drastis," kata salah satu pelaku usaha jual beli ponsel Joni (35 tahun) kepada Republika di Jakarta, Kamis (4/12).
Beberapa waktu lalu, kata dia, menjual smartphone harga jutaan hanya mengambil untung Rp 25 ribu saja. Malah kadang harus merugi.
Penjual lainnya, Suryawati (42) pun mengakui situasi tersebut. Untuk mengantisipasinya, ia melakukan suntik dana dari usahanya yang lain. "Yang penting bisa bayar operasional, bayar karyawan, untung-untung nggak dipecat," tuturnya.
Menyoal sosialisasi peraturan dan ragam pelanggaran yang mesti dihindari para pelaku usaha dalam memasarkan produknya, Joni dan Suryawati mengaku hal tersebut merupakan informasi baru. Selama ini, mereka hanya menjual eceran yang diperoleh dari distributor.
Makanya, sosialisasi tersebut dirasa penting. Karena dalam melakukan usaha, mereka tak ingin melakukan pelanggaran. "Jangan sampai melakukan pelanggaran karena ketidaktahuan," tutur Joni dan diamini Suryawati.