Rabu 10 Dec 2014 17:02 WIB

Gawat! Harga CPO Diprediksi Lesu Hingga Akhir 2015

Rep: C78/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Pekerja melakukan bongkar muat minyak kelapa sawit mentah atau Crude Palm Oil (CPO) di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (19/9).(Republika/Prayogi)
Foto: Prayogi/Republika
Pekerja melakukan bongkar muat minyak kelapa sawit mentah atau Crude Palm Oil (CPO) di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (19/9).(Republika/Prayogi)

EKBIS.CO, JAKARTA--Ketua Umum Dewan Minyak Sawit Indonesia Derom Bangun memperkirakan harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (cpo) masih akan turun hingga akhir 2015 mendatang. Hal tersebut didukung oleh kenaikan harga bahan bakar minyak bersubsidi berbarengan dengan harga minyak dunia yang merosot.

"Sekarsng harga minyak bumi melorot sampai 70 dolar per ton, maka minyak sawit juga ikut kena dampak," katanya pada Rabu (10/12). Sebelum terjadi kenaikan harga BBM di dalam negeri, kata dia,  ada harapan bahwa akhir 2014 harganya akan kembali naik.

Kesimpulan tersebut setelah melakukan diskusi dengan para anggota dewan antar negara. Namun ternyata perkiraan tersebut meleset sehingga kecil harapan harga minyak sawit naik dalam waktu dekat.

Penurunannya dalam rupiah, kata dia, jika sebelumnya berada pada harga Rp 10 ribu per kilo, maka sekarang sudah seharga Rp 7 ribu. Dampaknya, penjualan turun dan penerimaan perusahaan dan petani ikut turun.

Saat ini, lanjut dia, industri hilir minyak sawit pun jadi susah. "Karena ada pengurangan pendapatan, pengudaha harsnya lebih bisa melakukan efisiensi," terangnya.  

Melihat situasi tersebut, ia meminta pemerintah agar menegakkan kebijakan dan peraturan, khususnya dalam pemakaian minyak sawit untuk biodiesel. Pemerintah melalui Kementerian ESDM sebenarnya telah mewajibkan penggunaan biodiesel tersebut sebanyak 10 persen, namun ia heran ketentuan tersebut sampai detik ini belum terlaksana.

Padahal, jika ketentuan tersebut dijalankan, pada 2014 biodiesel yang harusnya terpakai yakni sebanyak tiga juta kilo liter. Pengangkutan di Indonesia yang menggunakam solar sebanyak 33 juta kilo liter.

Maka, sepuluh persennya yakni tiga juta liter atau sekitar 2,6 juta ton CPO. "Di tahun 2015, pelaksanaannya mesti didorong dan diawasi," tegasnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement