EKBIS.CO, JAKARTA -- Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan, perekonomian tidak merata bisa menimbulkan konflik sosial. Investor diminta tidak mementingkan pasar modal dibandingkan pasar tradisional.
JK menuturkan, tujuannya, agar ketimpangan ekonomi tidak makin melebar. Masalahnya, apabila pertumbuhan pasar modal kian pesat tanpa disertai pertumbuhan di sektor riil, fundamental ekonomi Indonesia akan rapuh. ''Kejadian Mei 1998, Mesir, saham langsung bubar,'' ujar dia.
JK menuturkan, emiten harus bekerja keras dan meningkatkan nilai investasi. Namun, imbal hasil dari saham lebih baik diinvestasikan kembali di Indonesia. Artinya, tidak disimpan di negara lain. Alhasil, lapangan kerja akan terus meningkat. Akhirnya, IHSG akan terus menanjak.
Dia menuturkan, untuk negara sebesar Indonesia cadangan devisi di atas 100 miliar dolar AS masih terhitung kecil. Karena itu fundamental ekonomi Indonesia rapuh.
Menurut JK, pertumbuhan ekonomi di Indonesia masih belum merata. Pasalnya, pertumbuhan pasar modal lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi nasional.
Dia meminta investor tidak hanya memikirkan keuntungan dalam berinvestasi saham di Indonesia. ''Pertumbuhan IHSG mencapai 22 persen dibandingkan pertumbuhan ekonomi yang hanya 5,2 sampai dengan 5,8 persen,'' kata dia, Selasa (30/12) sore.