Kamis 29 Jan 2015 22:40 WIB

Bermuda Lirik Keuangan Islam

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Agung Sasongko
Sukuk (ilustrasi).
Foto: alhudacibe.com
Sukuk (ilustrasi).

EKBIS.CO, HAMILTON--Di tengah ramainya banyak negara menggunakan instrumen keuangan Islam, Bermuda dinilai cukup pantas untuk ikut mengenal keuangan Islam.

Dalam paparannya di Hamilton Rotary Club, seorang akuntan kenamaan Bermuda, Belaid Jheengoor mengungkapkan meski asetnya masih sekitar satu persen dari aset keuangan global, keuangan Islam tumbuh cepat dan menawarkan alternatif bagi sektor keuangan banyak negara.

Jheengoor juga melihat kesempatan ruang tumbuh yang sama di Bermuda untuk mengembangkan asuransi dan reasuransi Islam. ''Saya pikir cukup pantas untuk mencari tahun soal ini,'' kata Jheengoor yang juga merupakan spesialis keuangan Islam seperti dikutip laman surat kabar Bermuda, Royal Gazette, Rabu (28/1).

Ia telah banyak diminta menyampaikan banyak ide tentang keuangan Islam termasuk saat diundang dalam Konferensi Perbankan Islam Dunia 2011 lalu. Jheengoor mengatakan keuangan Islam adalah tentang menciptakan kekayaan dengan cara bertanggungjawab, berintegritas, memegang nilai kepercayaan, transparansi dan keadilan di antara orang-orang yang terlibat di dalamnya.

Dalam keuangan Islam, untung, rugi dan risiko ditanggung bersama. ''Jika terjadi kerugian, yang rugi tidak hanya bank, tapi juga nasabah dan investor. Begitu pun jika ada keuntungan, untungnya dibagi ke semua pihak,'' kata Jheengoor.

Prinsip lain yang harus dipegang dalam keuangan Islam adalah komitmen atas etika kebaikan dan tata kelola bisnis yang baik. Surat utang Islam atau sukuk juga berbeda dari surat utang pada umumnya. Di bawah aturan Islam, sukuk tidak diperkenankan memberi imbalan bunga.

Ia menyebut bagaimana sukuk bisa digunakan untuk membiayai proyek pembangunan jalan tol. ''Uang pinjaman dari investor akan dikembalikan dari tarif jalan. Keuntungan dari jasa pengoperasian jalan tol dibolehkan dalam aturan Islam,'' tutur Jheengoor.

Asuransi dan reasuransi Islam atau takaful dan retakaful, juga diatur dalam hukum Islam. Ditanya mengenai apakah keuangan Islam  bisa dijalankan di komunitas sekular, Jheengoor menyampaikan potongan masa lalu yang menarik.

Ia mengatakan di abad pertengahan, prinsip Islam juga diadopsi dalam sistem keuangan dan berhasil diterima masyarakat Eropa. Genoa dan Venisia yang saat itu merupakan negara-kota merupakan negara garis depan yang menjalin perdagangan dengan negara-negara Eropa dan Islam.

Saat ini, pasar keuangan Islam terbesar di dunia adalah Iran, Malaysia dan Arab Saudi. Berdasarkan data The Economist, nilai keseluruhan aset keuangan syariah global pada 2014 mencapai dua triliun dolar AS.

Jumlah negara non Muslim yang menggunakan keuangan Islam pun tak tanggung, ada Inggris, Irlandia, Luksemburg, Jersey dan Afrika Selatan di dalamnya. Meski asetnya masih kecil, keuangan Islam diprediksi akan memiliki pertumbuhan angka ganda.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement