Selasa 10 Feb 2015 15:49 WIB

JK: Apa Salah kalau Pertamina Untung

Red: Taufik Rachman
  Petugas mengisikan Bahan Bakar Minyak (BBM) kepada konsumen di salah satu SPBU di Jakarta, Jumat (16/1).   (Republika/ Yasin Habibi)
Petugas mengisikan Bahan Bakar Minyak (BBM) kepada konsumen di salah satu SPBU di Jakarta, Jumat (16/1). (Republika/ Yasin Habibi)

EKBIS.CO, JAKARTA--Wakil Presiden Jusuf Kalla tak mempermasalahkan PT (Persero) Pertamina memperoleh keuntungan dari penjualan BBM jenis premium dan solar, menyusul harga minyak dunia saat ini yang cenderung melemah.

"Apa salah kalau Pertamina untung? Ndak khan, karena selama ini perusahaan negara itu rugi sehingga harus disubsidi," kata Jusuf Kalla kepada pers, usai meninjau Kantor Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) di Jakarta, Selasa.

Wapres mengatakan keuntungan tersebut bisa jadi karena disebabkan harga minyak mentah dunia yang turun hingga 45 dolar AS per barel. "Tapi apakah harga akan bertahan 45 dolar terus, selama beberapa bulan ke depan, khan tidak," ucap wapres.

Keuntungan yang diperoleh Pertamina tersebut, kata Wapres, tentu akan ditabung untuk mencegah fluktuasi harga minyak di pasar dunia.

"Keuntungan yang diperoleh tentu merupakan tabungan untuk mengantisipasi turun-naik harga minyak seperti saat ini," tutur Kalla.

Sebelumnya Menteri Energi Sumber Daya Mineral Sudirman Said mengatakan keuntungan penjualan BBM yang diambil pemerintah saat ini, akan digunakan untuk membangun cadangan BBM, di mana saat ini Indonesia tidak punya sama sekali.

Bila dibandingkan negara lain, seperti Amerika, Jepang, dan Malaysia sampai Singapura, memiliki cadangan BBM cukup sampai 3-6 bulan.

"Keuntungan ini untuk membangun cadangan strategis BBM. Ini termasuk membangun infrastrukturnya. Ini butuh waktu yang cukup lama, karena kita harus membangun tangki-tangki timbun BBM tambahan, lalu setelah tangki dibangun isinya kan (BBM) harus ada, itu juga ada ongkosnya," jelasnya.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement