EKBIS.CO, JAKARTA – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk mendukung upaya pemerintah memberikan insentif untuk bank yang melakukan konsolidasi. Hal itu dinilai akan membuat perbankan di Indonesia lebih efisien.
Corporate Secretary BRI Budi Satria mengatakan, jumlah bank di Indonesia terlalu banyak. Melalui konsolidasi perbankan akan lebih efisien dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) akan lebih mudah dalam pengawasan.
“Itu cara OJK agar jumlah bank tidak banyak dan lebih efisien. Karena jumlah bank banyak dan kecil-kecil berat juga untuk bersaing dengan bank yang modalnya besar,” jelas Budi saat dihubungi Republika, Selasa (10/2).
Menurutnya, masalah konsolidasi merupakan kewenangan pemerintah. Budi enggan menanggapi wacana dan usulan bank-bank besar di Indonesia agar berkonsolidasi. BRI menilai saat ini sudah mampu bersaing dengan bank-bank asing yang ada di Indonesia.
“Kita percaya pemerintah sudah memikirkan supaya perbankan kuat dan bersaing, kita ikuti saja apa yang direncanakan pemerintah,” imbuhnya.
Budi mengatakan saat ini rasio kecukupan modal (CAR) BRI sudah hamper mendekati ketentuan Qualified Asean Bank (QAB) sebesar 19 persen. CAR BRI tercatat sebesar 18,4 persen. BRI yang sudah masuk Bank Umum Kelompok Usaha (BUKU) IV optimistis akan masuk kategori QAB.
Sejauh ini, BRI telah melakukan persiapan menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Antara lain memiliki sumber daya manusia sebanyak 120 ribu karyawan serta mengirim ratusan karyawan untuk meraih gelar Magister di luar negeri.
Dari sisi teknologi informasi (IT), BRI akan meluncurkan satelit sendiri untuk mendukung sistem informasi dan komunikasi perusahaan. Menurutnya, masyarakat Indonesia merupakan pasar yang diperebutkan bank-bank di Asean saat penerapan MEA. Sehingga bank-bank dalam negeri harus fokus untuk mengantisipasi persaingan pasar tersebut.