EKBIS.CO, JAKARTA -- Hasil survei Credit Suisse Research Institute pada 2015 menunjukan masyarakat Indonesia lebih cenderung membelanjakan uangnya untuk smartphone, akses Internet, properti, sepeda motor, dan telepon selular. Survei pada tahun sebelumnya menunjukan peningkatan jumlah belanja untuk akses Internet, produk susu, minuman berkarbonasi, TV dan smartphone.
Survei tersebut memperlihatkan masyarakat Indonesia tetap berhati-hati dengan rencana belanja jangka pendek. Indonesia menempati peringkat keempat dalam hal “saatnya untuk belanja besar” yang dapat mencerminkan lingkungan makro secara umum.
Dalam survei kali ini, Credit Suisse bekerjasama dengan perusahaan riset pasar global Nielsen untuk melakukan wawancara tatap muka terhadap hampir 16 ribu konsumen di sembilan negara, yaitu Brazil, Tiongkok, India, Indonesia, Meksiko, Rusia, Arab Saudi, Afrika Selatan, dan Turki. Riset ini memiliki keunikan dalam menetapkan tolak ukur perilaku konsumen di negara-negara tersebut secara konsisten dan terperinci dengan mengajukan sekitar 100 pertanyaan untuk membentuk profil perincian mengenai kebiasaan berbelanja konsumen, rencana mereka di masa depan, dan faktor-faktor yang mempengaruhi mereka.
Sama halnya dengan negara-negara lain dengan PDB rendah, pangan masih mengambil persentase terbesar pendapatan bulanan masyarakat Indonesia, meski secara proporsi angka tersebut lebih rendah dibandingkan dengan survei sebelumnya. Inflasi makanan dan minuman berada di level moderat sejak 2013 karena kebanyakan dari konsumen menyaksikan kenaikan harga pangan dan minuman dasar di bawah 7 persen, yang berarti di bawah kenaikan upah yang akan dinikmati banyak orang.
Belanja terbesar kedua adalah untuk layanan publik dan perumahan, yang kemungkinan besar disebabkan oleh kenaikan tarif dasar listrik dan harga rumah.