EKBIS.CO, JAKARTA -- Setelah mendapat kewenangan untuk melakukan kegiatan pengelolaan ekspor dan impor minyak mentah, Integrated Supply Chain (ISC) Pertamina mulai melakukan tender pengadaan minyak mentah pada pertengahan Januari 2015 lalu. Tender ini sendiri dilakukan untuk pemenuhan kebutuhan hingga April 2015.
Vice President ISC Daniel Purba menyatakan, mereka diberikan waktu tiga minggu untuk mengeksekusi kegiataan pengadaan migas. Mendapat mandat seperti itu, dalam waktu tiga minggu ISC Pertamina sudah melakukan tender minyak mentah.
"Tangga 22 Januari 2015 adalah tender pertama kami untuk pengiriman April 2015," kata Daniel di kantor Pertamina, Selasa (17/2).
Dia mengatakan bahwa ada dua tender minyak yang dilakukan oleh ISC. Pertama adalah pengadaan minyak mentah berjalan medium crude oil sebanyak 2 x 600 juta barel dan juga heavy crude oil sebanyak 2 x 950 juta barel.
Penawaran tersebut ditutup pada tanggal 27 Januari 2015. Pertamina mengundang 62 perusahaan mitra dari berbagai negara seperti Singapura, Taiwan, dan Korea.
Dari jumlah tersebut, perusahaan undangan terdiri atas 20 perusahaan migas nasional, 15 perusahaan mitra usaha, dan 27 perusahaan trader.
"Kami mengundang seluruh pemain dan produsen minyak mentah untuk supply minyak mentah ke Pertamina," ujar Daniel.
Hasilnya, Pertamina memutuskan untuk memberikan kewenangan kepada 2 perusahaan untuk memasok minyak mentah kepada Pertamina. Keduanya adalah Vitol untuk memasok minyak medium crude oil dan perusahaan migas nasional Alzerbaijan, untuk memasok heavy crude oil.
Yang kedua, lanjut Daniel, adalah pengadaan pertamax untuk kebutuhan Februari 2015. Penawaran tersebut dimulai pada 28 Januari 2015 dan ditutup tanggal 30 Januari 2015 untuk kebutuhan Februari 2015 yang sebanyak 140 juta barel.
Perusahaan pelat merah itu mengundang 107 perusahaan untuk mengikuti tender tersebut. Dari 107 perusahaan, Pertamina hanya memutuskan 1 perusahaan untuk memasok pertamax ke Pertamina. "Yang menang Unipex, yaitu anak usaha perusahaan migas Tiongkok, Sinopec, yang punya refinery," jelas dia.
Tapi, lanjut Daniel, pihaknya tidak bisa memberitahukan harga yang dimenangkan dalam tender. Alasannya untuk menjaga etika bisnis. "Tidak bisa di-disclose. Ini berkaitan dengan etika bisnis. Kami ingin menjaga iklim international trading," lanjutnya.