EKBIS.CO, JAKARTA -- Industri komponen nasional meminta kepada pemerintah agar memperkuat sektor hulu. Dengan demikian, industri ini tidak perlu lagi mengimpor bahan baku dari negara lain. Ketua Umum Gabungan Industri Alat-Alat Mobil dan Motor (GIAMM) Hamdhani mengatakan, melemahnya rupiah menjadi kendala besar bagi industri komponen Tanah Air karena sebagian besar material bahan baku harus impor. Belum lagi kenaikan Upah Minimum Regional (UMR) yang terlalu cepat dan tidak dibarengi dengan produktivitas, sehingga terjadi lonjakan biaya.
"Alangkah baiknya apabila industri hulu di Indonesia ke depan diperkuat, terutama di sektor baja, aluminium, dan karet," ujar Hamdhani di Jakarta, Kamis (19/2).
Menurut Hamdhani hampir semua material yang digunakan dalam industri komponen didatangkan dari negara lain. Material yang masih impor diantaranya aluminium, biji plastik, dan komponen karet. Khusus untuk karet, hanya jenis natural rubber saja yang tersedia di dalam negeri, sedangkan olahan karet dalam bentuk compound harus di impor.
Hamdhani mengatakan, memang hampir seratus persen industri otomotif sudah memakai komponen buatan dalam negeri. Untuk kendaraan roda dua, penggunaan komponen lokal sudah mencapai 90 persen di semua tipe.
Sedangkan bagi kendaraan roda empat, penggunaannya sekitar 80 persen. Menurut Hamdhani, kapasitas produksi kita sangat bervariasi, tergantung kebutuhan industri otomotif.
"Berdasarkan data dari Gaikindo kapasitas di otomotif hampir dua juta unit, tapi produksi hanya 1,2 juta unit, dan kita cenderung mengikuti saja," kata Hamdhani.