Ahad 22 Feb 2015 12:25 WIB

Mendag Gandeng Menkop Benahi Distribusi Beras

Rep: C78/ Red: Indira Rezkisari
 Suasana toko pedagang agen beras di Jalan KH. Usman Kukusan Beji, Depok, Jawa Barat, Jumat (20/2).  (foto : MgROL_34)
Suasana toko pedagang agen beras di Jalan KH. Usman Kukusan Beji, Depok, Jawa Barat, Jumat (20/2). (foto : MgROL_34)

EKBIS.CO, JAKARTA - Mengupayakan pembenahan distribusi beras agar harganya tidak dipermainkan spekulan, Menteri Perdagangan (Mendag) Rachmat Gobel berencana memberdayakan sistem koperasi dalam distribusinya.

"Harga BBM naik, barang-barang ikut naik, tapi pas turun, justru malah harga lebih tingg, ini artinya ada yang salah dengan sistemnya," kata Mendag pada Ahad (22/2). Selain sistem distribusi, ia menyebut mafia beras sebagai biang keladi lainnya penyebab harga beras naik.

Makanya, ia pun menggandeng Kementerian Koperasi dan UKM untuk memberdayakan koperasi pasar dalam distribusi. Ia menyebut, sebanyak 10 koperasi telah siap bekerja sama dalam distribusi. 

Merespons keinginan Mendag, Menkop dan UKM Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga menerangkan, konsep pemberdayaan koperasi pasar dalam distribusi beras direncanakan semodel dengan peran koperasi dalam distribusi pupuk.

"Tidak beda jauh dengan urusan pupuk bersubsidi, kita diberi kepercayaan oleh Mendag dan Mentan agar bagaimana koperasi bisa berperan dalam penyaluran pupuk," katanya. Di Indonesia, lanjut dia, banyak terjadi kasus pengoplosan pupuk bersubsidi. Para mafia tersebut menimbun pupuk, mengganti kemasannya lalu menjual pupuk serupa harga pasar alias tanpa subsidi. Alhasil, petani membeli pupuk dengan harga mahal.

Maka untuk urusan distribusi beras, ia mengaku telah banyak berbincang dengan Mendag, bagaimana mekanisme penyaluran beras di bawah pwngelolaan koperasi pasar. Dalam dua minggu ke depan, akan dilakukan evaluasi untuk mendata koperasi mana saja yang sudah siap menjadi distributor beras. "Kita lihat kesiapan gudangnya, SDM-nya dan permodalannya," katanya.

Ia optimis dengan koperasi, spekulan akan tersingkir sebab anggota koperasi adalah para pedagang yang terpantau. Mereka pun tidak akan mementingkan keuntungan pribadi melainkan mengutamakan kesejahteraan bersama. "Saya belum berani menyebut berapa koperasi yang berpotensi jadi distributor, sedang kita evaluasi," tuturnya.

Ke depan, DKI Jakarta akan menjadi pilot project program distribusi beras oleh koperasi. Jika sudah tampak hasilnya, kata dia, kementerian akan merambah daerah Indonesia lainnya, terutama kawasan lumbung beras.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement