EKBIS.CO, JAKARTA -- Dalam memasarkan hasil panennya, petani diimbau untuk tidak melulu mengandalkan pembelian dari tengkulak. Sebab, kerap terjadi hasil panen yang berlimpah malah dijual murah sehingga peningkatan kesejahteraan petani lambat.
"Dengan teknologi, produk pertanian dapat ditingkatkan nilai tambah penjualannya," kata Inspektur Jenderal Kementerian Pertanian (Kementan) Aziz Hidayat disela-sela acara Gelar Penerapan Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian di Kantor Pusat Kementan pada Selasa (24/2).
Ia pun meminta agar Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian (PPHP) Kementan mendorong petani untuk menjual hasilnya ke trading house. Nantinya, trading house akan mengelola semua hasil pertani melalui trading system dan trading package agar bisa berdaya saing. Pada akhirnya, lanjut dia, pemasaran produk berdayasaing akan jadi bekal dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).
Dirjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Emilia Harahap menambahkan, dalam mengupayakan petani agar tidak mengandalkan tengkulak dan beralih pada pemasaran trading house, pemerintah telah membangun subterminal agribisnis dan memanfaatkan resi gudang untuk menampung komoditi hasil pertanian.
"Seperti yang terjadi di Pulau Jawa, petani skala kecil, memanfaatkan unit pemasaran melalui kelompok tani dan gabungan kelompok tani," tuturnya. Menghadapi MEA, lanjut dia, membutuhkan kesiapan semua pihak di samping tetap fokus menyukseskan program swasembada pangan yang sudah menjadi agenda prioritas.
Dikatakannya, saat ini pengembangan agrabisnis yang didukung agroindustri pedesaan berbasis sumber daya lokal dengan model tanpa limbah (zero waste) merupakan salah satu strategi untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing. Model zero waste akan mengarahkan terlaksananya pembangunan pertanian yang terpadu.
Pantauan ROL, beragam aneka produk dan hasil olahan dipamerkan dalam acara. Sebanyak 37 stand outdor dan 27 stand indoor berdiri, mempromosikan produk unggulan bermutu dari mulai beras dan sayuran organik, aneka olahan susu, serta olahan pangan bermutu lainnya yang bernilai jual tinggi.