Selasa 24 Feb 2015 19:04 WIB

Sulit Bagi Pedagang Beras untuk Lakukan Penimbunan

Rep: C05/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Pedagang menata beras di agen beras Pasar Rumput, Jakarta Selatan, Senin (23/2).
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Pedagang menata beras di agen beras Pasar Rumput, Jakarta Selatan, Senin (23/2).

EKBIS.CO, JAKARTA—Pengamat Ekonomi Universitas Padjajaran, Arif Anshori Yusuf menyatakan tak sepakat jika harga beras naik karena penimbunan oleh para mafia beras. Hal ini karena bisnis beras sifatnya terbuka dan tidak tertutup.

Arif menyatakan komoditas beras merupakan komoditas yang sifatnya jamak dan umum. Ini, kata dia, membuat semua orang dapat berbisnis beras.

Jadi menurut dia peluang untuk menimbun beras itu kecil. Soalnya semua serba tampak dan transparan. “ Ini beda sifatnya dengan komiditi seperti minyak yang cenderung tertutup,” ujarnya , Selasa (24/2)

Di samping itu, kata Arif, dengan banyaknya pebisnis yang bermain di ranah beras, ini sulit terjadi penimbunan. Karena dengan banyak pemain bisnis di sektor ini, susah untuk melakukan koordinasi antar pedagang besar jika ingin melakukan penimbunan.

“Kalau mau menimbun beras berarti pedagang tersebut kan harus mengkomunikasikan dengan banyak penjual. Saya pikir itu sulit,” kata Arief.

Sebelumnya harga beras di pasaran terus mengalami kenaikan secara signifikan. Padahal pemerintah sudah menurunkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) sebanyak dua kali yakni di awal Januari 2015 dan juga di 19 Januari 2015. Kenaikan harga beras di sejumlah kota di Indonesia berkisar antara 20 hingga 30 persen.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement