Kamis 26 Feb 2015 17:24 WIB

Soal Pasokan Beras, Menteri Basuki Pastikan tak Ada Ego Sektoral

Rep: C78/ Red: Satya Festiani
Petugas Bulog melakukan operasi pasar beras di kawasan Pasar Jatinegara, Jakarta Timur, Rabu (18/2).
Foto: Republika/Prayogi
Petugas Bulog melakukan operasi pasar beras di kawasan Pasar Jatinegara, Jakarta Timur, Rabu (18/2).

EKBIS.CO, JAKARTA -- Ditanya soal tingginya harga beras dikaitkan dengan pasokan beras nasional, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono menyebut Menteri Pertanianlah yang berkompeten menjawab hal tersebut. Meski begitu, tetap ranah pekerjaannya memiliki kaitan dalam menjaga produksi pangan jangka panjang.

"Kita ada peran di pembuatan irigasi dan bendungan, tapi itu untuk tiga tahun ke depan, kan, kita mau swasembadanya dalam tiga tahun ini," kata dia pada Kamis (26/2). Menteri pun tak menanggapi soal harga beras yang masih melambung serta dugaan adanya mafia beras. Namun yang jelas, ia berkonsentrasi pada pembangunan 13 bendungan dan perbaikan irigasi.

Ia pun menegaskan, ego sektoral telah ditiadakan dari gaya kerja kabinet kerja. Dikatakannya, setiap kali Menteri Pertanian menemukan permasalahan di lapangan yang berkaitan dengan urusan PU, permasalahan tersebut akan segera diselesaikan. "Mentan biasanya telepon atau SMS, langsung kita selesaikan," katanya. Basuki bahkan "menghibahkan" bawahannya berkaitan dengan pembangunan irigasi atau bendungan untuk ikut memudahkan kerja Mentan.

Basuki lantas menerangkan soal kesiapan sumber daya manusia dalam proyek pembangunan bendungan. Dikatakannya, dari anggaran yang dibutuhkan sebesar Rp 290 Triliun di mana porsi PU Rp 120 Triliun dan sisanya dipegang oleh Kementerian Kerhubungan dan Kementerian ESDM, sebagian akan digunakan untuk merekrut desainer dan konsultan bersertifikat.

"Selama dua bulan, kita menyeleksi 100 orang desainer, 50 orang dari PU, ada training di Bandung awal maret selesai sertifikat," tuturnya. Training meliputi bidang desain, pengawasan dan pelaksanaan. Target, pembangunan akan rampung minimal 3-4 tahun.

Menghubungkannya dengan beras nasional, ia menyebut lima faktor penentu tinggi rendahnya produksi beras. Di antaranya ketersediaan benih, pupuk, cara tanam, keberadaan penyuluh dan yang terakhir adalah air, menyangkut bendungan dan irigasi.

Meskipun ada air, kata dia, tapi empat faktor lainnya melempem, tidak akan berhasil. Air merupakam salah satu variabel yang dapat berpengaruh banyak dengan dukungan empat faktor barusan yang optimal.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement