Jumat 27 Feb 2015 23:35 WIB

Pemerintah Belum Perlu Mengimpor Beras

Red: Taufik Rachman
Petugas Bulog melakukan operasi pasar beras di kawasan Pasar Jatinegara, Jakarta Timur, Rabu (18/2).
Foto: Republika/Prayogi
Petugas Bulog melakukan operasi pasar beras di kawasan Pasar Jatinegara, Jakarta Timur, Rabu (18/2).

EKBIS.CO, JAKARTA--Pemerintah belum perlu mengimpor beras dari negara lain untuk mengatasi kenaikan harga beras di pasaran belakangan ini, kata mantan Direktur Utama Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik Sutarto Alimoeso.

Menurut Sutarto di Jakarta, Jumat, saat ini stok beras pemerintah di gudang Bulog sebanyak 1,4 juta ton sehingga cukup memenuhi kekurangan di pasar.

Dia mengatakan dalam kondisi normal beras yang masuk ke Pasar Induk Beras Cipinang Jakarta sebanyak 2.000 ton-3.000 ton per hari, namun saat ini hanya 1.000 ton yang masuk sehingga terdapat kekurangan 1.000 ton -2.000 ton per hari.

"Untuk mengisi kekurangan di pasar gelontorkan saja stok yang dimiliki pemerintah. Jangan hanya di simpan saja dan untuk menakut-nakuti, keluarkan stok itu," kata mantan Dirjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian itu.

Dengan menggelontorkan beras sebanyak 100.000 ton hingga bulan depan, menurut dia, cukup untuk memenuhi kekurangan di pasar dan meredam kenaikan harga komoditas pangan tersebut.

Dia mengakui saat ini belum memasuki musim panen sehingga ketersediaan beras yang ada di pengusaha semestinya juga dapat dikeluarkan.

Menurut dia, untuk mengatasi kenaikan harga beras saat ini pasokan beras di pasaran tidak boleh terganggu dari sektor hulu atau produksi hingga ke hilir atau pemasaran.

"Untuk itu pemerintah harus menguasai dari hulu hingga hilir sehingga bisa mengetahui kapan harus melakukan intervensi pasar jika terjadi hal-hal seperti ini," katanya.

Dia menyatakan, stok beras yang dimiliki pemerintah saat ini masih mampu mencukupi untuk memenuhi kebutuhan hingga tiga bulan ke depan.

Ketika disinggung adanya mafia beras, Sutarto yang juga Ketua Umum Persatuan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi) itu justru mempertanyakan siapa yang disebut dengan mafia beras.

Jika saat ini ada pengusaha yang menyimpan beras stok yang dimiliki, menurut dia, semata-mata karena belum panen dan dia dituntut untuk tetap memenuhi pasokan ke pelanggannya.

"Gelontorkan saja (beras pemerintah) tanpa dibatasi jumlahnya, kalau memang ada yang bermain silahkan tangkap," katanya.

Mengenai target stok beras yang harus dimiliki Perum Bulog, dia mengatakan, sekitar 2 juta ton sehingga dapat memenuhi pasokan untuk mengantisipasi terjadinya paceklik atau kenaikan harga.

sumber : antara
Yuk gabung diskusi sepak bola di sini ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement