EKBIS.CO, JAKARTA -- Mengelola sumber daya alam (SDA) bidang kelautan dan perikanan pada dasarnya adalah mengelola sumber daya manusianya. Sebab tanpa campur tangan olahan manusia, seluruh hasil laut tidak akan ada artinya, berjalan sebagaimana adanya tanpa memunculkan nilai ekonomi yang besar.
Menyadari hal tersebut, pemerintah melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan melakukan sejumlah langkah dalam meningkatkan kualitas SDM setiap hari. Di antaranya membangun sekolah-sekolah serta balai pelatihan yang lebih memprioritaskan porsi materi berbasis kompetensi sebanyak 70 persen dan teori 30 persen.
"Karena mengelola laut dan kapal adalah keahlian, tidak sekadar berkutat di buku pelajaran dan ijazah tapi butuh keahlian yang ditempa dari serangkaian praktik," kata Kepala Badan Pengembangan SDM Kelautan Perikanan (BPSDM KP) Suseno Sukoyono, di Jakarta, Senin (2/3).
Dalam upayanya, ia menyebut KKP telah mulai mengembangkan 10 Poltek KP di berbagai daerah di Indonesia secara bertahap, sesuai dengan arahan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti.
Pada 2015, lanjut dia, akan dibangun Poltek KP di Karawang, Jabar; Bone, Sulsel; dan Kupang, NTT, serta dilakukan kajian Poltek KP di Natuna, Kepulauan Riau.
Selain itu, dijalankan pula Sekolah Usaha Perikanan Menengah (SUPM) di berbagai daerah di Indonesia, baik di bidang pendidikan maupun pelatihan.
Di bidang pendidikan, BPSDM KP memiliki sembilan SUPM di Ladong, Aceh; Pariaman, Sumatera Barat (Sumbar); Kotaagung, Lampung; Tegal, Jawa Tengah (Jateng); Pontianak, Kalimantan Barat; Bone, Sulawesi Selatan (Sulsel); Waeheru, Ambon, Maluku; Sorong, Papua Barat; dan Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Tidak hanya sampai di situ, KKP memiliki satuan pendidikan tinggi, yaitu tiga Politeknik Kelautan dan Perikanan (Poltek KP) di Sidoarjo, Jawa Timur; Bitung, Sulawesi Utara (Sulut); dan Sorong, Papua Barat; serta satu Sekolah Tinggi Perikanan di lima kampus, yakni Jakarta; Bogor dan Karawang, Jawa Barat (Jabar); Serang, Banten; dan Wakatobi, Sulawesi Tenggara (Sultra).
Data 2014 menunjukkan jumlah peserta didiknya mencapai 6.533 orang dengan lulusan pada tahun itu sebanyak 1.665 orang. Para lulusan 2014 tersebut sebanyak 95,74 persen terserap kerja di perusahaan, pemerintahan, dan menjadi wirausaha.