EKBIS.CO, JAKARTA -- Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani mengatakan, penurunan BI rate dan turunnya kinerja ekspor menjadi faktor melemahnya rupiah. Apalagi neraca perdagangan Indonesia mengalami defisit dan seharusnya hal ini dapat diperbaiki dengan meningkatkan ekspor.
"Situasi seperti ini harusnya kita melakukan konsolidasi untuk meningkatkan ekspor, karena saat rupiah melemah yang diuntungkan adalah ekspor," ujar Hariyadi ketika dihubungi oleh Republika, Kamis (5/3).
Akan tetapi, peningkatan kinerja ekspor di dalam negeri masih sulit terealisasi karena kapasitas produksi tidak menunjang. Selain itu, kebutuhan bahan baku impor masih tinggi. Ekspor di sektor nonmigas andalan seperti tekstil dan furniture tidak bisa menambal defisit neraca perdagangan, karena masih terbentur oleh kebijakan pemerintah yang kontraproduktif.
Hariyadi mengatakan, untuk meningkatkan ekspor pelaku usaha harus di dukung dengan iklim ekonomi dan kebijakan yang kondusif. Apabila pengusaha ditekan oleh kebijakan yang kontraproduktif, maka kapasitas produksi akan menurun dan berujung pada kerugian, serta memburuknya perekonomian negara.
"Menggenjot ekspor bukan perkara mudah, karena harus ada sinkronisasi kebijakan antara pemerintah pusat dan daerah," kata Hariyadi.