EKBIS.CO, JAKARTA -- Total Exploration and Production (Total E&P) Indonesie mengusulkan kepada pemerintah untuk menerapkan masa transisi selama lima tahun terkait dengan masa depan produksi minyak dan gas di Blok Mahakam setelah kontrak Total E&P berakhir pada 2017.
"Telah diumumkan bahwa pemerintah akan mengambil keputusan, apapun keputusan tersebut dan efek jangka panjangnya, kami meminta kepada pemerintah untuk menerapkan masa transisi lima tahun," kata President and General Manager Total E&P Indonesie Hardy Pramono, di Jakarta, Jumat (6/3).
Tujuan dari masa transisi tersebut, kata Hardy, antara lain untuk memungkinkan transfer kelancaran operator dari Total ke Pertamina dan mengamankan program investasi yang diperlukan untuk mempertahankan pruduksi pada tahun-tahun mendatang.
"Selain itu, untuk menjamin komitmen pengiriman gas untuk para pembeli baik dari internasional maupun domestik," katanya.
Menurut Hardy, selama masa transisi tersebut, Total E&P juga akan menempatkan program yang komprehensif untuk kelancaran proses transfer operator ke Pertamina.
"Misalnya, program pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) dan pelatihan serta transfer kompetensi dalam teknologi terbaru," tuturnya.
Selanjutnya, kata Hardy ada bantuan untuk membangun sebuah pusat keahlian yang akan mendukung semua kegiatan untuk mendukung operasi Pertamina.
"Total E&P telah memiliki pengalaman dalam berbagai proses tersebut karena beberapa tahun yang lalu juga sukses mentransfer operator di Bongkot, Thailand kepada perusahaan minyak dan gas asal Thailand, PTTEP," kata Hardy.