Senin 09 Mar 2015 11:59 WIB

IHSG Melemah Disebabkan Berkurangnya Transaksi Investor Asing

Red: Satya Festiani
Karyawan melimtas di depan layar Indek Harga Saham Gabungan (IHSG), Jakarta.
Foto: Prayogi/republika
Karyawan melimtas di depan layar Indek Harga Saham Gabungan (IHSG), Jakarta.

EKBIS.CO, JAKARTA -- Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta pada Senin (9/3) dibuka melemah sebesar 30,92 poin seiring pelemahan bursa saham di kawasan Asia. IHSG BEI dibuka turun 30,92 poin atau 0,56 persen menjadi 5.483,85, sedangkan kelompok 45 saham unggulan atau LQ45 bergerak melemah 7,81 poin (0,81 persen) menjadi 952,96.

"Mayoritas bursa saham Asia yang melemah, nilai tukar rupiah yang terdepresiasi serta mulai berkurangnya transaksi investor asing di pasar saham domestik menjadi salah satu pendorong IHSG mengalami tekanan," kata Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada.

Menurut dia, ekspektasi kenaikan suku bunga Amerika Serikat (Fed fund rate) yang diperkirakan lebih cepat menghalangi laju mayoritas bursa saham di Asia, termasuk IHSG BEI untuk melanjutkan kenaikan. "Munculnya spekulasi di pasar bahwa bank sentral AS akan menaikan Fed fund rate lebih cepat dari perkiraan setelah dirilisnya kenaikan 'government payrolls' dan 'non-farm payrolls' (data yang melaporkan jumlah upah yang dibayarkan kepada tenaga kerja AS, diluar pemerintah), serta turunnya angka pengangguran, menjadi penahan laju bursa saham," paparnya.

Dari dalam negeri, ia menambahkan bahwa tren nilai tukar rupiah yang cenderung melemah menambah kekhawatiran investor terhadap laju pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depannya. "Meski kami mengharapkan masih ada peluang bagi IHSG untuk bertahan di area positif, namun juga perlu untuk mewaspadai aksi 'profit taking' pasca IHSG menyentuh level tertinggi pada akhir pekan lalu (Jumat, 6/3)," katanya.

Head of research Valbury Asia Securities Alfiansyah menambahkan bahwa depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan berakibat pada meningkatnya laju inflasi, serta meningkatnya defisit transaksi perdagangan. "Kami merekomendasikan saham yang terkait dengan sektor infrastruktur, seperti sektor konstruksi dan pendukungnya, yaitu semen, beton pracetak, besi-baja dan alat berat," katanya.

Menurut dia, jika program pembangunan infrastruktur berjalan seperti yang ditargetkan maka sektor-sektor itu diprediksikan akan mencatatkan kinerja positif.

Bursa regional, di antaranya indeks Hang Seng melemah 186,82 poin (0,77 persen) ke 23.977,18, indeks Bursa Nikkei turun 82148,23 poin (0,78 persen) ke 18.822,64, dan Straits Times melemah 29,98 poin (0,88 persen) ke posisi 3.387,5.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement