Selasa 10 Mar 2015 07:15 WIB

Pengamat: Jangan Taruh 100 Persen Beban Stabilisasi Kurs pada BI

Red: Satya Festiani
Rupiah di Titik Terendah
Foto: Mardiyah
Rupiah di Titik Terendah

EKBIS.CO, MANADO -- Pengamat ekonomi Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Manado Dr Joubert Maramis mengatakan Indonesia harus memiliki cadangan devisa khususnya dolar, sehingga saat terjadi depresiasi kita mampu mengantisipasinya.

"Kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bisa diturunkan misalnya sampai Rp 10.500 per dolar, namun untuk mencapai hal tersebut jika kita memiliki cadangan devisa khususnya dolar sebesar ratusan miliar dolar untuk operasi pasar," kata Joubert, di Manado, Senin (9/3).

"Namun apa kita punya? Apakah sangguh diperoleh dari ekspor? Mengapa yuan (mata uang Tiongkok) dapat stabil? Karena cadangan devisa dolar mereka sangat sangat banyak, kenapa cadangan devisa mereka banyak? Karena produk ekspor global mereka merajai dunia saat ini," jelas Joubert.

Itu artinya, kata Joubert, produk industri mereka memiliki keunggulan bersaing sangat tinggi di dunia. Jangan salahkan faktor pasar atau resiko sistematis untuk pelemahan rupiah saat ini, tapi salahkan faktor resiko unik atau resiko faktor fundamental ekonomi kita yang tidak berorientasi ekspor.

Solusinya adalah jangan menaruh beban 100 persen untuk stabilisasi kurs rupiah kita pada Bank Indonesia saja, itu hanya jangka pendek, tapi pada seluruh kementerian saling kerja sama untuk menciptakan industri kita yang berbasis ekapor dengan daya saing serta value added yang tinggi di dunia.

"Jika ini terjadi maka cadangan valas khususnya dolar AS kita akan mampu menstabilkan abnormal pasar jangka pendek karena fundamental ekonomi dan industri serta daya saing global produk kita tinggi," jelasnya.

Pemerintahan Jokowi, katanya, harus melihat dengan perpektif jangka panjang terhadap daya saing produk global kita, seperti Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) harus digenjot misalnya, jangan hanya fokus pada masalah-masalah pragmatis jangka pendek saja.

sumber : Antara
Yuk gabung diskusi sepak bola di sini ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement