EKBIS.CO, JAKARTA - Deputi Koordinator Fiskal dan Moneter Kementerian Koordinator Perekonomian Bobby Hamzar Rafinus meminta masyarakat tidak panik dengan gejala pelemahan rupiah. Dia meyakini fenomena ini hanya berlangsung sementara.
Bobby menjelaskan rupiah melemah karena ekonomi Amerika Serikat membaik. Lagipula, dolar menguat terhadap hampir semua mata uang, bukan hanya kepada rupiah.
Ibaratnya, kata Bobby, Amerika adalah raksasa yang tadinya tidur dan sekarang mulai bangun serta bergerak. "Kalau raksasa bergerak, wajar ada goncangan di sekitar," kata Bobby seusai menghadiri acara Microfinance di Hotel JS Luwansa, Rabu (11/3).
Bobby mencatat, dalam sepekan terakhir ada lebih dari 20 mata uang yang mengalami pelemahan terhadap dolar. Mata uang yang paling dalam terdepresiasi adalah rubel Rusia.
"Rupiah di urutan keenam. Depresiasinya sekitar atau lebih dari 5 persen," ucap dia.
Kendati begitu, Bobby menegaskan pemerintah tidak tinggal diam. Pemerintah terus melakukan berbagai upaya dengan cara mengurangi defisit transaksi berjalan dan menjaga tingkat inflasi.