EKBIS.CO, JAKARTA -- Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI melansir nilai tukar rupiah terhadap dolar AS melemah. Per dolar AS dipatok Rp 13.176. Padahal, sehari sebelumnya, per dolar AS masih dihargai Rp 13.164.
Sementara itu, nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Kamis (12/3) pagi, bergerak menguat sebesar 17 poin ke level Rp 13.178 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp 13.195 per dolar AS.
"Pada awal sesi perdagangan nilai tukar rupiah sempat bergerak mendatar, namun masih adanya sentimen positif dari dalam negeri mengenai fundamental ekonomi Indonesia yang masih baik menahan rupiah kembali tertekan," kata Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada di Jakarta.
Ia menambahkan bahwa meski penguatan rupiah terhadap dolar AS masih dalam kisaran yang terbatas, namun diharapkan kondisi itu meredam kekhawatiran pelaku pasar uang. "Bank Indonesia menilai fluktuasi nilai tukar rupiah masih dalam posisi yang aman, BI bersama OJK dan para menteri ekonomi juga telah berupaya menyiapkan langkah kebijakan untuk meredam tekanan rupiah lebih dalam," katanya.
Kendati demikian, lanjut dia, momentum penguatan dolar AS terlihat masih belum mereda seiring dengan euforia kenaikan suku bunga AS (Fed fund rate) yang lebih cepat dari perkiraan masih cukup kuat. Diperkirakan the Fed akan menaikan suku bunga acuannya pada rentang waktu Juni-September tahun ini.
Sementara itu, Pengamat Pasar Uang Bank Himpunan Saudara, Rully Nova memperkirakan bahwa kenaikan suku bunga AS akan dilakukan pada bulan Juni tahun ini menyusul beberapa data ekonomi AS yang cenderung mengalami perbaikan.
Namun, menurut dia, rupiah masih mendapat sentimen positif dari dalam negeri, fundamental ekonomi domestik saat ini masih cukup baik sehingga asumsi makro 2015 yang ditargetkan pemerintah berpeluang untuk dicapai. Asumsi makro dalam APBN-P 2015 telah disahkan melalui sidang paripurna diantaranya pertumbuhan ekonomi 5,7 persen, laju inflasi 5,0 persen dan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS Rp 12.500. "Dalam jangka menengah-panjang rupiah akan ditopang oleh fundamental ekonomi domestik," katanya.