EKBIS.CO, JAKARTA -- Presiden RI Joko Widodo meminta agar pelaku industri mebel untuk mengembangkan desain dan finishing (presentasi hasil jadi) produk mebel, rotan dan kayu agar dapat bersaing di pasar dunia serta meningkatkan nilai ekspor negara.
"Desain dan finishing harus ditingkatkan lagi. Namun dari yang baru saja saya lihat sudah terlihat banyak perkembangan," ujar Presiden Joko Widodo saat meninjau pameran furnitur internasional Indonesia (IFEX) 2015 di Kemayoran Jakarta, Kamis (12/3).
Selain itu, Presiden Joko Widodo juga mengingatkan pelaku industri untuk tidak terlalu banyak mengimpor bahan baku, maupun bahan penunjang produk mereka untuk meningkatkan nilai tambah. "Kalau mebel rotan kan bahan mentahnya tidak perlu impor, seharusnya kita bisa memanfaatkan sumber daya yang berlimpah untuk dapat bersaing di pasar dunia," ujar Presiden yang juga pengusaha mebel tersebut.
Mengenai hambatan industri di dalam negeri sendiri, Jokowi menyatakan terdapat beberapa proses regulasi yang terlihat menghambat industri mebel seperti "Setelah membandingkan dengan industri di negara lain, masih ada beberapa regulasi yang meruwetkan dan sebenarnya tidak perlu," ungkap Jokowi.
Selain itu, sistem Verifikasi Legalitas Kayu atau SVLK seharusnya tidak diberlakukan kepada industri, melainkan diterapkan di hulu, agar tidak mempersulit para pengusaha mebel atas asal usul material kayu mereka.
Diharapkan, dalam kurun waktu lima tahun, nilai industri Indonesia di sektor mebel dapat meningkat hingga lima miliar dolar AS atau sekitar Rp 65,8 triliun, di mana saat ini baru mencapai sekitar dua milyar dolar AS.