EKBIS.CO, JAKARTA -- Pemerintah bakal terus mengoptimalkan penyerapan gas yang dihasilkan dari sumber domestik atau dalam negeri, antara lain dengan membangun dan mengembangkan fasilitas terminal penerimaan LNG di sejumlah daerah.
"Bila kita mau memanfaatkan LNG (gas alam cair) kita yang banyak, maka harus banyak pula punya 'receiving' terminal (terminal penerimaan)," kata Wakil Presiden Jusuf Kalla kepada wartawan, setelah mengunjungi Pabrik Terminal LNG Sodegaura milik perusahaan Tokyo Gas, Jepang, Ahad (15/3).
Wapres mengingatkan Indonesia yang memiiki banyak sumber gas, ternyata belum maksimal dalam memanfaatkan LNG yang sebenarnya merupakan sumber energi yang ramah lingkungan.
Jusuf Kalla mengungkapkan Indonesia telah banyak melakukan pengiriman atau pendistribusian tetapi masih minim dalam melakukan penerimaan LNG, antara lain karena fasilitas infrastruktur yang belum menunjang.
Sejumlah kendala yang dihadapi, ujar dia, antara lain adalah besarnya investasi yang diperlukan yaitu sekitar 1 miliar dolar atau setara dengan lebih dari Rp10 triliun. "Terminal penerimaan LNG harus di pelabuhan yang berjenis 'deep sea port'," ucapnya.
Sebagaimana diwartakan, penyerapan gas dalam bentuk LNG untuk domestik belum optimal karena terhambat ketersediaan infrastruktur, dan belum maksimalnya penyerapan oleh fasilitas yang sudah dibangun.
Pasar domestik seharusnya dapat mengoptimalkan penyerapan kelebihan kargo LNG, kata Kepala Humas Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Rudianto Rimbono di Jakarta, Senin (16/2).
Ia mengatakan, dari alokasi LNG sebanyak 38 kargo tahun lalu hanya terserap sekitar 94,74 persen. Dia mengakui ada beberapa sebab sehingga alokasi tersebut tidak dapat diserap, seperti kurangnya infrastruktur dan tidak optimalnya penyerapan fasilitas penerima LNG di dalam negeri.
Sementara itu, Presiden RI Joko Widodo juga telah meresmikan pengoperasian Terminal Penerimaan dan Regasifikasi LNG Arun yang berlokasi di di Jalan Medan-Banda Aceh, Blang Lancang Lhokseumawe, Senin (9/3).
"Pengoperasian terminal ini akan memberi efisiensi yang besar sekali buat Pertamina," tutur Presiden Jokowi.
Terminal tersebut dikelola oleh PT Perta Arun Gas yang merupakan anak perusahaan PT Pertamina Gas (Pertagas).
Sebelumnya, Kilang Tangguh, Papua Barat mengirimkan kargo gas alam cair atau "liquefied natural gas" (LNG) perdana ke terminal penampungan dan regasifikasi di Arun, Lhokseumawe, Aceh.
Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Amien Sunaryadi dalam siaran pers di Jakarta, Kamis (19/2), mengatakan, kargo tersebut akan digunakan untuk komisioning terminal Arun yang baru selesai dibangun.
"LNG yang diangkut kapal tangker LNG Tangguh Towuti telah tiba di Pelabuhan Blang Lancang, Aceh Darussalam hari ini," ujarnya.