EKBIS.CO, JAKARTA - Asian Development Bank (ADB) memproyeksikan bahwa momentum reformasi kebijakan oleh pemerintah bisa bertahan selama dua tahun ke depan. Priasto Aji, Chief Economist ADB menilai, pemerintah harus menindaklanjuti momentum ini dengan adanya percepatan pembangunan infrastruktur, meningkatkan iklim investasi, menurunkan biaya logistik, dan meningkatkan implementasi anggaran.
Aji menyebut, apabila semua poin tersebut bisa dijalankan, maka PDB akan membaik ke posisi 5,5 persen tahun ini dan 6,0 persen pada 2016 mendatang. "Namun, risiko eksternal bisa saja muncul dari pelemahan tak terduga pada pertumbuhan mitra dagang utama dan gangguan aliran modal ke pasar di negara-negara berkembang akibat kenaikan suku bunga AS yang diperkirakan terjadi tak lama lagi," jelas Aji, Selasa (25/3).
Menurutnya, potensi gangguan terhadap aliran modal untuk menutup defisit transaksi berjalan Indonesia dapat dikurangi berkat pertambahan cadangan internasional dan reformasi kebijakan yang menarik investasi.
"Nilai tukar yang lebih fleksibel dan penyesuaian yang didorong pasar pada imbal hasil bagi obligasi telah meningkatkan ketahanan Indonesia menghadapi gejolak pasar global," ujar Aji.
Untuk mengelola risiko lebih lanjut, pemerintah diminta menyiapkan protokol manajemen untuk dijalankan jika terjadi krisis keuangan. Aku juga menyebut, pemerintah harus meningkatkan koordinasi di antara lembaga-lembaga terkait dan harus bersiap mempertahankan fasilitas pendanaan darurat bernilai besar dengan mitra pembangunan, serta perjanjian swap mata uang.