EKBIS.CO, JAKARTA - Dalam kurun waktu dua bulan, terhitung dari Januari hingga Februari 2015, Pertamina mengaku mengalami kerugian hingga 212 juta dolar AS.
Hal ini disampaikan oleh Direktur Utama PT Pertamina Dwi Sucipto saat melakukan Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR RI.
“Laba bersih Januari 2015 adalah minus 107 juta dollar AS. Dan laba bersih Februari 2015 adalah minus 105 juta dollar AS. Jadi, dua bulan total laba bersih minus 212 juta dollar AS,” jelas Dwi, Selasa (7/4).
Dwi melaporkan, sektor hulu masih mencetak laba besih 130 juta dollar AS, sektor energi baru terbarukan mencetak laba bersih 40,9 juta dollar AS, dan sektor lainnya masih untung 2,5 juta dollar AS. Tapi kerugian Pertamina di sektor hilirnya mencapai 386 juta dollar AS.
Dwi juga mengatakan, kerugian Pertamina juga disebabkan adanya efek beban inventory. Adapun realisasi pendapatan Pertamina pada hingga Februari 2015 mencapai 6,864 miliar dollar AS.
“Kalau dilihat target pendapatan di RKA sebesar 49 miliar dollar AS. Target ini lebih rendah dari realisasi 2014, karena harga jual yang lebih rendah,” ucap Dwi. Sepanjang 2014 lalu, Pertamina berhasil membukukan pendapatan mencapai 71,1 miliar dollar AS.
Sementara itu, untuk mengantisipasi kerugian dan juga hutang, Pertamina melakukan restrukturisasi keuangan, dengan mengoptimasi aset milik perseroan.