EKBIS.CO, JAKARTA -- BNI Syariah mempertimbangkan untuk menawarkan saham mereka kepada masyarakat (IPO) jika hingga 2017 tidak ada penambahan modal dari induk.
Direktur Utama BNI Syariah Dinno Indiano mengatakan, CAR BNI Syariah tergerus 2-2,5 persen per tahun. Karena ini sudah diprediksi, maka harus ada penambahan modal di 2016 atau 2017.
Mengenai sumber tambahan modal, Dinno mengatakan bisa dari internal induk atau dari luar. ''Kalau induk tidak menambah, BNI Syariah bisa jadi melakukan IPO, tidak ada pilihan,'' kata Dinno usai paparan publik penawaran umum sukuk mudharabah I BNI Syariah, Rabu (15/5).
Pada saat BNI Syariah menerima modal Rp500 miliar dari induk tahun lalu, CAR sudah 18 persen. Saat ini CAR 15,8 persen. Jika tergerus 2-2,5 persen, di akhir 2015 CAR bisa jadi 13-12,5 persen.
Pada 2015 ini Dinno mengungkapkan BNI Syariah masih konservatif untuk tumbuh di atas 15 persen, bahkan target pertumbuhan dalam rencana bisnis masih 25 persen.
Kendati sudah melakukan penawaran sukuk mudharabah pertama, Dinno mengatakan sukuk ini bukan penyertaan bukan di ekuitas tapi modal kerja. Sehingga tidak berpengaruh pada CAR tapi FDR karena sukuk ini seperti deposito jangka panjang.