EKBIS.CO, JAKARTA -- Dua bank syariah membidik upaya menawarkan saham perdana ke publik di pasar modal atau (initial public offering/IPO) untuk memperkuat permodalan pada tahun 2018.
Bank BNI Syariah menjadikan upaya tersebut opsi kedua setelah mendapatkan suntikan modal dari induk Bank Negara Indonesia (BNI) yang direncanakan sebesar Rp 500 miliar. Direktur Bisnis Konsumer BNI Syariah, Dhias Widiyanti mengatakan, awalnya suntikan modal akan dilakukan pada Semester I ini dengan nilai yang sedang dipertimbangkan antara Rp 500 miliar hingga Rp 1 triliun.
"Target suntikan modal sebenarnya di tahun 2017. Karena semester 1 sudah hampir berlalu, maka diharapkan dapat direalisasikan pada Semester 2 ini," ujar Dhias kepada Republika.co.id, Selasa (6/6).
Saat ini tercatat total modal perseroan yaitu sebesar Rp 2,6 triliun dengan modal inti Rp 2,4 triliun. Dengan adanya suntik modal dari induk diharapkan akan menaikkan rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/ CAR) menjadi 18 persen dari sebelumnya 14,6 persen.
Menurut Dhias, untuk penguatan modal masih ada beberapa alternatif yang dipertimbangkan, salah satunya adalah IPO. "Namun karena masih dalam tahap wacana, maka belum dapat diputuskan," katanya.
Sementara itu BRI Syariah berencana akan masuk bursa efek pada 2018. Untuk menuju IPO, perseroan saat ini tengah membentuk Tim Adhoc yang secara khusus menyusun langkah-langkah yang diperlukan untuk terlaksana IPO.
"Tahapan yang dilakukan saat ini adalah melakukan verifikasi dan melengkapi dokumen legal dan perizinan yang menjadi prasyarat pelaksanaan IPO," ujar Corporate Secretary BRI Syariah, Indri Tri Handayani.
Saat ini modal inti BRI Syariah tercatat sebesar Rp 2,446 triliun. Dengan upaya IPO ini, kata Indri, akan memperkuat struktur permodalan bank untuk menopang pertumbuhan, serta membuka akses ke pasar modal.
"InsyaAllah terlaksana tahun 2018," kata Indri.