Rabu 29 Apr 2015 07:08 WIB

BSM Bandung Raya Bidik Pembiayaan Cicil Emas

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Dwi Murdaningsih
Gadai emas
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Gadai emas

EKBIS.CO, BANDUNG -- Bank Syariah Mandiri (BSM) Bandung Raya membidik pembiayaan ritel untuk tahun ini. Yakni, melalui produk pembiayaan gadai dan cicil emas. Selain itu, BSM Bandung Raya pun melirik pembiayaan consumer melalui produk pembiayaan pemilikan rumah (PPR BSM).

Menurut CEO Kanwil III, Oemar Topo, per posisi Maret 2015, pembiayaan gadai dan cicil emas BSM Bandung Raya mencapai Rp 92,904 miliar atau naik 1,33 persen dibandingkan pembiayaan gadai dan cicil emas per posisi Juni 2014. Yakni, sebesar Rp 91,68 miliar.

Sementara untuk pembiayaan consumer, kata Oemar, per posisi Maret 2015 sebesar Rp 434,28 miliar. Angka ini, naik 0,90 persen dibandingkan pembiayaan consumer per posisi Juni 2014 yang nilainya mencapai Rp 430,39 miliar.

"Kami optimistis pembiayaan gadai, cicil emas dan consumer akan tumbuh baik seiring  membaiknya perekonomian masyarakat," ujar Oemar kepada wartawan, Selasa (28/4).

Oemar mengatakan, untuk meningkatkan penjualan produk gadai dan ciciil emas, BSM Bandung Raya menawarkan program menarik. Di antaranya biaya titip yang kompetitif, bebas antri dan pelayanan yang cepat. BSM juga, menawarkan insentif kepada nasabah yang merekomendasikan rekan atau keluarga untuk bergabung pada produk ini.

Sementara menurut Kepala Cabang BSM Dago, Supriyadi, potensi gadai di Bandung Raya masih cukup besar. Karena, awalnya pasar gadai ini dikelola oleh Perum Pegadaian. Padahal, peluangnya sangat besar jadi BSM berpikir untuk menggarap pasar ini agar pemainnya tak hanya dilakukan oleh Pegadaian saja sebagai pemain tunggal.

"Cuma kendalanya, gadai ini kebanyakan sektor rumah tangga. Jadi, mereka tak tahu perbankan syariah ada gadainya," katanya.

Supriyadi mengaku, pangsa pasar gadai ini cukup bagus sehingga banyak perbankan syariah yang menjadikan gadai sebagai produk andalannya. Namun, di tengah perjalanan ternyata banyak perbankan syariah yang tak kuat dan NPF (non performing finance) atau kredit macetnya tinggi sehingga mereka tak menjual lagi produk gadai.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement