Senin 04 May 2015 11:23 WIB

Bank Mandiri Dorong Masyarakat Manfaatkan E-cash

Rep: c88/ Red: Satya Festiani
Sejumlah nasabah melakukan transaksi di Bank Mandiri, Jakarta, Selasa (5/8).  (Republika/Prayogi)
Foto: Republika/Prayogi
Sejumlah nasabah melakukan transaksi di Bank Mandiri, Jakarta, Selasa (5/8). (Republika/Prayogi)

EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. terus berupaya mendorong minat masyarakat menggunakan Mandiri e-cash. Sejak aplikasi e-cash diluncurkan tahun lalu, jumlah pengguna e-cash yang tercatat hingga saat ini sebanyak 250 ribu nasabah. Senior Vice President Transaction Retail Bank Mandiri Rahmat Broto Triaji mengatakan di pengujung 2015 nanti pihaknya menargetkan pengguna e-cash dapat menyentuh angka 900 ribu nasabah.

Mandiri e-cash adalah uang elektronik berbasis server yang memanfaatkan teknologi aplikasi di handphone dan USSD. E-cash memungkinkan penggunanya melakukan transaksi perbankan tanpa harus membuka rekening ke cabang Bank Mandiri. Rahmat menerangkan Bank Mandiri terus melakukan sosialisasi e-cash agar masyarakat semakin teredukasi. Sejak Oktober tahun lalu sampai saat ini, bank pelat merah ini juga memberikan banyak diskon kepada para pengguna e-cash di merchant-merchant tertentu.

"Salah satunya memberikan diskon 50 persen bagi masyarakat yang membeli tiket nonton di jaringan XXI lewat e-cash pada hari Senin sampai Jumat," kata Rahmat saat ditemui akhir pekan lalu.

Menurutnya e-cash paling banyak dimanfaatkan untuk transaksi isi ulang pulsa, membayar listrik, dan transfer uang. Ia menjelaskan transaksi belanja online menggunakan e-cash di Zalora dan Lazada juga menunjukkan tren yang semakin meningkat.

Saat ini Bank Mandiri telah bekerja sama dengan 150 merchant untuk transaksi uang elektronik. "Melihat animo masyarakat yang semakin tinggi, Bank Mandiri akan terus berupaya menambah kerja sama dengan berbagai merchant," ungkap Rahmat.

Rahmat mengatakan total micropayment atau transaksi retail di bawah Rp 100 ribu setiap tahunnya mencapai Rp 300 triliun. Untuk mencetak uang di bawah nominal Rp 50 ribu, Bank Indonesia mengeluarkan biaya hingga Rp 8 triliun per tahun. "Oleh karenanya jika masyarakat bisa didorong menggunakan uang elektronik maka biaya yang dikeluarkan untuk mencetak uang dapat dipangkas," jelas Rahmat.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement