EKBIS.CO, JAKARTA -- Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menjanjikan untuk mengembangkan pabrik pengolahan rumput laut. Susi mengakui, dengan hanya menjual raw material alias bahan mentah rumput laut, maka keuntungan yang didapat hanya sedikit. Untuk itu, dia ingin mendorong agar rumput laut harus diolah dahulu di dalam negeri sebelum bisa diekspor ke luar.
"Seharusnya sumber daya alam itu keluar setelah proses, kalau tidak proses ya yang "the premium product" kayak produk hidup, ya premiumnya tidak diproses. Tapi industri lain harus ada added value," ujar Susi.
Meski demikian, Susi menegaskan bahwa pajak menjadi satu sumber utama bagi negara untuk mendapat pemasukan. Untuk itu, meski raw material harus diolah dan mendapat nilai tambah, pengusaha harus tetap menaati pajak.
"Tetapi chain process dari pada bisnis kita jangan dibebani dengan banyak cost yang ujungnya menjadi korban adalah nelayan atau petani," kata Susi.
Untuk mengantisipasi anjloknya hanya rumput laut, Susi juga menyebut rencana untuk membangun gudang-gudang rumput laut. Dia menyebut, industri rumput laut sebetulnya sangat independen, di mana rumput laut tidak bergantung pada pakan. Pada akhirnya, industri ini bergantung pada pasar.
"Hanya pasar ini yang sangat penting, saya pikir dengan anggaran budidaya hampir 4 triliun tahun depan paling tidak kita bisa bikin rifenary pabrik beberapa buah yang dikelola antara BUMD dan pengusaha, jadi konsorsium," ujarnya.
Konsorsium ini, nantinya akan melibatkan petani dan diberikan saham sebesar 10 persen. Antara BUMD dan pemerintah, akan bekerjasama dalam membangun dan mematikan ketersediaan bibit rumput laut yang berkualitas.