EKBIS.CO, JAKARTA -- Meski sebelumnya Pertamina sempat menaksir total aset yang dimiliki Pertamina Energy Trading Limited atau Petral sebesar 2 miliar dolar AS, korporasi sedang membentuk tim audit untuk memastikan total aset yang dimiliki oleh Petral. VP Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro menyebut, saat ini tim sedang melakukan due diligence legal dan finansial audit oleh tim audit independen dari luar korporasi.
"Jadi sebenernya proses untuk likuidasi sebenernya sudah dilakukan mulai 15 Mei, jadi kemudian berikutnya diikuti oleh tahap tahap likuidasi tersebut. Di situ kita akan tahu berapa besar aset yang dimiliki oleh Petral Group dan kewajiban dari Petral Group. Dan nanti kita bisa lihat likuidasi tersebut bisa diambil langsung oleh Pertamina dan semua hutangnya akan dilunasi oleh Pertamina," jelas Wianda, Selasa (19/5).
Audit ini, lanjut Wianda, juga dilaksanakan untuk dua anak perusahaan Petral, Pertamina Energy Services (PES) dan Zambesi. Aset kedua anak perusahaan tersebut juga otomatis diambil alih oleh Pertamina.
"Tapi kita harus tahu dulu berapa asetnya. Kemudian nilai aset tersebut juga harus diketahui. Setelah itu kita juga harus melakukan dengan mekanisme yang baik untuk kemudian bisa masuk ke dalam aset asetnya Pertamina," ujarnya.
Hasil Audit ini ditargetkan akan selesai dalam waktu dekat. Wianda menyebut, tim audit harus menyelesaikan tugasnya sebelum April 2016. Lebih jauh, dia juga mengatakan bahwa saham Petral sebetulnya telah dimiliki oleh Pertamina sejak 2013 lalu.
Sementara itu sejak Januari 2015, semua fungsi Petral Groups diambil alih oleh Integrated supply chain (ISC) yang dibentuk oleh Pertamina."Proses due diligence sedang dilakukan oleh Pertamina atas kajian hutang,al asset, piutang, pinjaman ke bank, dan review kontrak. Pertamina didampingi konsultan. Termasuk saat ini mempersiapkan formal liquidation ke Pemerintah Hongkong dan Singapura," jelas Wianda.