EKBIS.CO, JAKARTA - Pertumbuhan ekonomi pada 2016 ditargetkan sebesar 5,8-6,2 persen. Asumsi tersebut dipasang dengan mempertimbangkan kondisi global dan domestik.
Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengakui target tersebut memang lebih rendah dari yang telah ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019. Tapi, masih lebih tinggi dari asumsi pertumbuhan pada tahun ini yang ditargetkan 5,7 persen.
Belum membaiknya kondisi ekonomi global seperti menurunnya harga komoditas dan risiko penguatan dolar, membuat pemerintah akan lebih mengandalkan kegiatan pembangunan infrastruktur untuk mengejar pertumbuhan.
"Pembangunan infrastruktur di berbagai daerah akan menjadi pemicu utama pertumbuhan ekonomi. Jadi, lebih bertumpu pada faktor dalam negeri," kata Bambang saat menyampaikan Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal di DPR, Rabu (20/5).
Bambang menambahkan, pemerintah sangat komitmen untuk meningkatkan investasi di bidang infrastruktur dan juga alokasi transfer ke daerah guna menggeliatkan perekonomian.
"Potensi ekonomi daerah dikembangkan," ujarnuya.
Terkait nilai tukar, Bambang mengasumsikan berada di kisaran Rp 12.800-Rp 13.200 per dolar AS. Asumsi tersebut bisa saja berubah apabila nantinya bank sentral Amerika Serikat the Federal Reserve jadi menaikkan suku bunga acuannya.