EKBIS.CO, JAKARTA -- OJK dan ASBANDA telah menyusun kerangka Program Transformasi BPD yang holistik dan seimbang antara aspek bisnis, risiko dan pendukung (fondasi).
Visi Program Transformasi BPD yakni menjadi bank yang berdaya saing tinggi dan kuat serta berkontribusi signifikan bagi pertumbuhan dan pemerataan ekonomi daerah yang berkelanjutan. Melalui Program Transformasi tersebut, diharapkan BPD menjadi pemimpin di daerahnya dan sebagai grup bank terbesar, terbaik dan terkuat di industri perbankan nasional.
Program Transformasi BPD tersebut memiliki tiga sasaran yakni, meningkatnya daya saing (kompetitif), menguatnya ketahanan kelembagaan, serta meningkatnya kontribusi terhadap pembangunan daerah.
Untuk mencapai ketiga sasaran tersebut, terdapat enam strategi yang akan ditempuh untuk meningkatkan efektivitas proses bisnis dan risiko yakni mencakup. Enam strategi tersebut yakni Pengembangan Produk, Pengelolaan Layanan, Pengembangan Pemasaran, Pengelolaan Jaringan, Pengelolaan Portofolio, serta Penguatan Likuiditas dan Permodalan.
Keenam strategi tersebut akan dikembangkan, dikoordinasikan dan disinergikan oleh Strategic Group BPD sehingga tercipta efisiensi dan efektivitas pengelolaan bisnis dan risiko baik di level Grup maupun di masing-masing BPD. Dengan pembentukan Strategic Group BPD masing-masing BPD diharapkan tetap independen, namun bersinergi dalam pengembangan dan platform (systems) operasi bisnisnya.
Untuk implementasi Program Transformasi BPD itu, ASBANDA telah membentuk lima Workstream Transformasi yakni Strategic Group BPD, Pengembangan Sumberdaya Manusia, Pengembangan Produk dan Pelayanan, Penguatan Corporate Governance dan Manajemen Risiko, serta Pengembangan Tehnologi dan Sistem Informasi. Workstreams Transformasi BPD akan menyusun pedoman (blueprint) serta rencana implementasi untuk masing-masing bidang.
Ketua Umum Asbanda Eko Budiwiyono menambahkan, kinerja Bank Pembangunan Daerah seluruh Indonesia (BPD-SI) menunjukkan pertumbuhannya. Prestasi BPD dilihat dari kinerja keuangan maupun operasional dinilai semakin membaik. Hal itu dapat dilihat dari berbagai indikator yang berhasil dibukukan oleh BPD seluruh Indonesia.
Per Maret 2015, aset BPD telah mencapai Rp 498,951 triliun atau meningkat sebesar 22,39 persen dibandingkan posisi Maret 2014 yang mencapai Rp 407,669 triliun. Aset tersebut menempati peringkat 4 dalam perbankan nasional setelah BRI, Mandiri, dan BCA. Kekuatan aset BPD seluruh Indonesia menunjukkan apabila BPD seluruh Indonesia bersinergi akan menjadi potensi kekuatan yang solid dalam kancah persaingan industri perbankan nasional, serta dapat memberikan kontribusi yang lebih optimal bagi perekonomian nasional, khususnya di daerah.
Sesuai dengan data Statistik Perbankan Indonesia, kinerja kredit BPD juga menunjukkan pertumbuhan yang cukup positif. Pada Maret 2015, posisi kredit BPD mencapai Rp 304,492 triliun atau meningkat sebesar 13,02 persen dibandingkan posisi Maret 2014 sebesar Rp 269,419 triliun. Angka tersebut menempati peringkat 4 dalam perbankan nasional setelah BRI, Mandiri, dan BCA.
Posisi Dana Pihak Ketiga (DPK) BPD seluruh Indonesia pada Maret 2015 mencapai Rp 410,781 triliun, atau mengalami kenaikan sebesar 28,15 persen dibanding posisi Maret 2014 yang mencapai sebesar Rp 320,552 triliun atau menempati peringkat 4 dalam perbankan nasional setelah BRI, Mandiri, dan BCA.
“Dengan prestasi dan pertumbuhan kinerja BPD secara nasional maupun lokal saat ini, BPD BPD-SI optimis mampu menjadi bank yang kompetitif, kuat dan kontributif bagi pembangunan daerah dan juga pembangunan nasional,” kata Eko.