EKBIS.CO, JAKARTA -- Pemerintah sedang merampungkan pembangunan terminal 'multi purpose' Kuala Tanjung, Sumatera Utara yang rencananya akan dirampungkan pada 2016 mendatang dan mulai beroperasi pada kuartal pertama 2017. Terminal multi purpose nantinya akan terintegrasi dengan terminal peti kemas dan juga kawasan industri Kuala Tanjung yang bisa memeberikan nilai tambah pada produk yang diekspor.
Direktur Utama PT Pelindo I Bambang Eka Cahyana menyebutkan, khusus untuk rencana pengembangan kawasan industri Kuala Tanjung, dibutuhkan investasi setidaknya Rp 8 triliun. Angka ini termasuk kebutuhan dana untuk pengadaan tanah kurang lebih Rp 5 triliun dan kebutuhan untuk pengadaan infrastruktur dasar kawasan industri seperti jalan, jaringan listrik, dan kebutuhan penunjang lainnya senilai Rp 3 triliun.
"Nah angka ini biarkan disiapkan oleh konsorsium BUMN. Jadi pemilik adalah BUMN. Setelah dimiliki kan pasti akan didevelop jadi satu kawasan. Nah kita cari strategic partner. Bisa dari Jepang, Cina, atau Belanda. Artinya seberapa banyak talent yang akan dibuat," jelas Bambang usai menghadiri Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VI DPR, Rabu (27/5).
Konsep yang sama, lanjut Bambang, juga akan diterapkan dalam pengembangan terminal peti kemas. Dalam pembangunannya nanti, Pelindo I dan BUMN lainnya akan berkesempatan untuk menjadi pengembang. Sedangkan operator akan diserahkan kepada investor asing yang berkomitmen mengembangkan potensi kawasan Kuala Tanjung.
"Gagasan kami seperti itu. Dalam konteks pengembangan kawasan kuala tanjung kami inginkan konsorsium BUMN sebagai pengembang. Namun bukan sebagai operator. Karena kami ingin bersaing dengan asing. Kami mau asing ini bisa bawa talent-nya, ekspertise, jaringan, dan uangnya juga," ujar Bambang.
Lebih lanjut, Bambang menjelaskan, saat sudah ada sejumlah investor asing yang menyatakan minatnya untuk mengembangkan kawasan industri Kuala Tanjung, termasuk dengan terminal peti kemas dan terminal multi purpose.
Pengembang dari Belanda misalnya, Port of Rotterdam, telah menyatakan minatnya untuk masuk ke dalam pengembangan kawasan industri Kuala Tanjung.
"Port of Rotterdam kan port developer jadi mereka kembangkan pelabuhan di rotterdam jadi terminal peti kemas, terminal liquid. Jadi mereka ingin kembangkan Kuala Tanjung dengan success story mereka saat kembangkan Rotterdam dan di Oman," ujar Bambang.
Bambang menambahkan, investor dari negeri tirai bambu seperti China Harbour dan CCCC (China Communications Constructions Company) sudah memberikan sinyal positif untuk ikut terlibat dalam pengembangan terminal peti kemas.
"Jadi yang kita ingin kembangkan adalah kawasannya. Saya maksudnya adalah ada pelabuhan, dengan diawali bangun terminal multi purpose yang akan selesai akhir 2016," lanjut Bambang.