EKBIS.CO, JAKARTA -- Bank Internasional Indonesia (BII) mencatat laba bersih kuartal I-2015 naik 33 persen menjadi Rp 256 miliar dibandingkan dengan Rp 191 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya. Peningkatan kinerja tersebut didukung dengan kedisiplinan Bank dalam menentukan pricing, baik pada simpanan maupun pinjaman, disertai dengan program strategic cost management yang intensif.
Presiden Grup dan CEO Maybank Datuk Abdul Farid Alias mengatakan, perlambatan ekonomi yang disertai dengan situasi bisnis penuh tantangan memberikan dampak pada pertumbuhan kredit industri terutama di segmen perbankan korporasi. "Namun, bank mencatat pertumbuhan kredit yang sehat sebesar 15,3 persen (yoy) pada Perbankan Bisnis dan Perbankan Ritel sebesar 14,7 persen yang melebihi pertumbuhan industri sebesar 12,3 persen per Februari 2015," jelasnya dalam siaran pers, Kamis (28/5).
Penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) nasabah Bank menunjukkan pertumbuhan moderat 1,0 persen pada kuartal I-2015 dari Rp 104,0 triliun pada Maret 2014 menjadi Rp 105,0 triliun tahun ini. Hal itu disebabkan kontrol yang ketat dan disiplin yang dilakukan baik pada pertumbuhan volume dan pricing, serta membantu mengangkat marjin bunga bersih sebesar 4,85 persen pada Maret 2015 dari 4,73 persen tahun sebelumnya. Di BII (pada level Bank), rasio kredit terhadap DPK (loan to deposite ratio/LDR) tercatat 91,9 persen.
BII Finance mencatat pertumbuhan sebesar 39,7 persen pada laba sebelum pajak menjadi Rp 103 miliar pada Maret 2015 dari Rp 74 miliar pada Maret 2014. Perolehan laba didorong kenaikan pembiayaan mobil sebesar 2,5 persen (yoy) menjadi 12.085 unit. Selain itu, juga didorong pembiayaan konsumen yang naik 27,5 persen menjadi Rp 3,79 triliun. Kualitas aset tetap terkelola dengan sehat dengan NPL bersih sebesar 0,30 persen.