EKBIS.CO, JAKARTA -- Deputi Bidang Koordinasi Perniagaan dan Industri Kementerian Koordinator Perekonomian Edy Putra Irawadi menyebut pemutusan hubungan kerja yang marak terjadi belakangan ini tidak semata akibat perlambatan ekonomi. PHK juga terjadi karena relokasi industri.
Dia mencontohkan, industri padat karya mudah pindah ke daerah-daerah yang lebih kompetitif dari upah, regulasi, birokrasi, serta infrasttruktur.
"Jadi PHK yang diisukan itu apakah karena relokasi industri antar daerah atau memang industri tertentu melakukan rasionalisasi," kata Edy melalui pesan singkat kepada Republika, Selasa (2/6).
Edy mengatakan PHK yang terjadi pada industri tekstil dan produk tekstil (TPT), alas kaki, makanan minuman cenderung karena relokasi dan rasionaliasi karena tekanan harga dan jumlah barang impor. Selain itu juga karena masalah produktivitas yang menyangkut sumber daya manusia dan teknologi kuno yang membuat industri sulit bersaing.
Dia mengakui faktanya memang pertumbuhan industri dan serapan tenaga kerja merenggang beberapa tahun belakangan ini. Ini terjadi karena investasi baru seperti di sektor manufaktur lebih cenderung berupa penyuntikan modal, bukan pendirian industri.