EKBIS.CO, JAKARTA -- Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin mengatakan, Indonesia memiliki komoditi potensial untuk digenjot ekspor di sektor nonmigas. Komoditi tersebut antara lain perhiasan/permata, alas kaki, bijih, kerak, dan abu logam, serta benda-benda dari besi dan baja.
Suryamin menjelaskan, ekspor perhiasan/permata pada Mei 2015 naik sebesar 14,91 persen dengan nilai 76,5 juta dolar AS dibandingkan dengan April 2015. Sementara, Ekspor bijih, kerak, dan abu logam meningkat cukup drastis yakni sebesar 410,84 persen dengan nilai 408,6 juta dolar AS. Benda-benda dari besi dan baja juga menunjukkan kenaikan yang cukup bagus yakni sekitar 64,23 persen dengan nilai 78,9 juta dolar AS.
"Ini artinya bahwa pengolahan barang mineral dengan smelter sudah mulai beroperasi, dan barang mineral yang dibatasi ekspor dalam bentuk mentah sekarang sudah diolah," ujar Suryamin, Senin (15/6).
Selain itu, menurut Suryamin sektor alas kaki juga dapat digenjot untuk meningkatkan ekspor. Pasalnya, pada Mei 2015 ekspor alas kaki naik 2,52 persen dan menyumbang share terhadap total ekspor sebesar 3,4 persen.
Suryamin mengatakan, pangsa pasar potensial untuk ekspor alas kaki adalah Amerika Serikat. Secara keseluruhan ekspor nonmigas ke Amerika Serikat pada Mei 2015 memang mengalami penurunan sebesar 6,65 persen atau senilai 91,4 juta dolar AS. Akan tetapi, sektor alas kaki memiliki prospek ekspor yang cukup tinggi ke negara Paman Sam tersebut.
"Membaiknya perekonomian Amerika memberikan dampak positif bagi ekspor Indonesia di sektor tertentu," ujar Suryamin.
Sementara itu, penurunan ekspor migas disebabkan oleh menurunnya ekspor hasil minyak sebesar 27,79 persen menjadi 147,9 juta dolar AS. Selain iru, ekspor gas jugaa turun sebesar 10,11 persen menjadi 707,4 juta dolar AS. Sementara, ekspor minyak mentah naik sebesar 10,40 persen menjadi 515 juta dolar AS.
Suryamin menjelaskan, volume ekspor migas pada Mei 2015 untuk hasil minyak turun 33,25 persen dibandingkan Mei 2014. Sedangkan, volume ekspor gas turun sebesar 6,28 persen dan ekspor minyak mentah naik 6,78 persen. BPS mencatat, harga minyak mentah Indonesia di pasar dunia naik dari 57,58 per barel menjadi 61,86 per barel.