EKBIS.CO, TANGERANG -- Keenam bandara yang terus merugi baru menyumbang sekitar 5 persen pemasukan keseluruhan Angkasa Pura II.
"Masing-masing bandara membukukan sekitar Rp 50 miliar – Rp 60 miliar pertahun," terang Direktur Utama Angkasa Pura II Budi Karya Sumadi, Kamis (18/6).
Seperti diwartakan sebelumnya, enam bandara yang terus mengalami kerugian antara lain Bandara Sultan Iskandar Muda (Aceh), Minangkabau (Padang), Sultan Thaha (Jambi), Depati Amir (Pangkal Pinang), Raja Haji Fisabilillah (Tanjung Pinang), dan Silangit (Tapanuhi Utara).
Kerugian tiap bandara tersebut diperkirakan lebih dari Rp 21 miliar. Budi menjelaskan, untuk menguatkan pendapatan keenam bandara itu Angkasa Pura II berncana untuk menambah pemasukan dari sektor nonaerotika.
"Tapi, untuk mendapatkan keuntungan efektif dari situ butuh waktu 10 tahun," terang Budi.
Meski terus menelan kerugian, Budi menilai kalau itu merupakan hal wajar. Pasalnya, kata Budi, butuh setidaknya lima tahun bagi sebuah bandara untuk bisa mengembalikan nilai investasi.
"Seperti juga bisnis, biasanya kita investasi pertama itu pasti rugi. Tapi itu tidak masalah," jelas Budi.
Sebelumnya, Menteri Perhubungan Ignasius Jonan bernat mengambil alih bandara yang dikelola Angkasa Pura I dan Agkasa Pura II lantaran terus merugi. Katanya, hal tersebut dilakukan menghindari kerugian yang mungkin muncul pada BUMN.
Sejauh ini Angkasa Pura II tengah mengelola total 13 bandara. Selain enam bandara tersebut, tujuh bandara lainnya yakni Soekarno-Hatta (Tangerang), Halim Perdana Kusuma (Jakarta), Sultan Mahmud Badaruddin II (Palembang), Supadio (Pontianak), Kualanamu (Medan), Sultan Syarif Kasim II (Pekanbaru), dan Husein Sastra Negara (Bandung).