Ahad 21 Jun 2015 17:03 WIB

Pertamina Targetkan Cadangan Baru di Blok Mahakam

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Dwi Murdaningsih
Lapangan Migas Blok Mahakam.
Foto: IST
Lapangan Migas Blok Mahakam.

EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Pertamina menargetkan untuk menemukan cadangan baru di Blok Mahakam, menyusul diputuskannya porsi saham Blok Mahakam sebesar 70 persen yang jatuh kepada Pertamina dengan BUMD. Direktur Utama Pertamina Dwi Sucipto menyatakan, pihaknya telah siap untuk menginvestasikan 2,5 miliar dolar AS setiap tahunnya untuk berbagai bentuk operasi termasuk pengeboran maupun ekspansi terhadap area yang belum dieksplorasi.

"Cadangan akan berlangsung 20 tahun yang akan datang, sampai dengan kontrak habis. Mengenai posisi 70 persen yang kita akan share down dengan BUMD, kami akan tindak lanjuti dalam pembicaraan yang akan datang," ujarnya, Ahad (21/6).

Dwi melanjutkan, Pertamina akan memaksimalkan pengelolaan Blok Mahakam, termasuk pengadaan barang dan jasa, faktor penunjang operasi di lapangan, penggantian sistem informasi, dan juga peningkatan teknologi.

"Dan juga untuk keuangan, inovasi kontrak, peralihan status SDM. Untuk pengalihan opertor blok ke Pertamina, dari sisi SDM kami sampaikan, kami laksanakan pemantauan dan sounding terhadap pekerja di Blok Mahakam, nanti Pertamina masuk  dan mereka menjadi karyawan Pertamina," lanjut Dwi.

Seperti diberitakan sebelumnya, pemerintah telah mengumumkan pembagian interes dalam pengelolaan blok Mahakam. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said mengatakan mulai 1 Januari 2018, blok yang sudah 50 tahun dikelola oleh PT. Total Indonesie dan Inpex Corporation akan dikelola oleh PT. Pertamina (Persero).

Setelah melalui serangkaian pembahasan, ia melanjutkan, pemerintah memutuskan pihak Indonesia mengontrol interes sebesar 70 persen, sedangkan Total dan Inpex memperoleh interes 30 persen. Ia menambahkan, pihak BUMD dan Pertamina akan difasilitasi pemerintah untuk mendiskusikan porsi Participating Interest (PI)-nya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement