EKBIS.CO, JAKARTA--Unit usaha syariah Adira Finance dan Adira Insurance tumbuh positif menjelang pertengahan 2015 ini.
Direktur Utama Adira Finance Willy S. Dharma mengatakan, secara umum industri bisa saja turun. Tapi industri pembiayaan syariah tetap tumbuh baik.
Hingga Mei 2015, pembiayaan syariah sudah mencapai Rp 1,4 triliun untuk 82 ribu unit dengan komposisi Rp 1,385 triliun untuk mobil dan Rp 1 triliun untuk motor.
Nilai ini meningkat dua kali lipat dibanding pembiayaan kendaraan pada pada Mei 2014 yang mencapai Rp 657 miliar untuk 51 ribu kendaraan.
Total pembiayaan syariah hingga Mei 2015 telah berkontribusi 12 persen terhadap total pembiayaan Adira Finance. Aset Adira Finance pada Mei 2015 sebesar Rp 3,5 triliun, naik 10 persen dari Mei 2014 yang mencapai Rp 3,2 triliun. Jumlah akun pun sudah mencapai 450 ribu akun.
Pada akhir 2014, pembiayaan Adira Finance juga tumbuh dua kali lipat dibanding 2013. Pembiayaan baru pada 2014 mencapai Rp 2,4 triliun atau meningkat lebih dari 100 persen.
''Pembiayaan syariah bisa tumbuh baik karena kami memiliki Adira Syariah Community yang bekerja sama dengan pondok pesantren, lembaga amil zakat, dan koperasi syariah,'' jelas Willy dalam silaturahim Adira Finance dan Adira Insurance dengan media, Jumat (19/6) petang.
Dengan hubungan yang baik itu, Adira Finance juga melakukan edukasi keuangan syariah bersama LAZ dan Koperasi Syariah.
Direktur Utama Adira Insurance Indra Baruna mengatakan, dalam 10 tahun, bisnis syariah menyumbang enam persen dari total premi dengan total premi bruto Rp 156 miliar dan akumulasi tabarru Rp 25 miliar.
Pemegang polis aktif hingga akhir 2014 sebanyak 817 ribu pemegang polis dan di awal 2015 sudah mencapai satu juta pemegang polis. ''Dengan melihat itu, unit syariah Adira jadi nomor dua terbesar nasional,'' kata Indra.
Indra mengungkapkan pertumbuhan bisnis asuransi syariah Adira Insurance sejak 2011 terbilang sangat baik. Kecuali pada 2012 dan 2013 yang terlihat anomali saat terjadi penyamaan kebijakan industri keuangan non bank konvensional dengan syariah.
''Potensi syariah masih sangat tinggi dan masih bisa penetrasi lebih jauh, butuh saluran distribusi yang baik sehingga produk asuransi syariah lebih mudah dikenal dan didapatkan masyarakat,'' tutur dia.