EKBIS.CO, JAKARTA -- Cadangan minyak dan gas bumi nasional terus menipis bila tidak dibarengi dengan penemuan cadangan baru. Menjawab tantangan tersebut, PT Pertamina (Persero) melalui anak perusahaannya PT Pertamina EP terus melakukan pencarian sumber minyak dan gas bumi di beberapa wilayah di Indonesia guna menjamin ketersediaan energi nasional.
Direktur Utama PT Pertamina (persero) Dwi Soetjipto menyebutkan, kegiatan pencarian sumber migas tersebut dilakukan mulai dari Aceh hingga Papua. Melalui kegiatan eksplorasi, lanjutnya, Pertamina EP merencanakan kegiatan survey seismic sepanjang 1167 km, yang terdiri dari wilayah Area Sumatera Utara untuk survey Garcinia dan Seremban, Area Sumatera Selatan untuk survey Karbela dan Selingsing, Area Jawa Barat untuk survey Akasia Besar, Area Jawa Timur untuk survey Lumajang, Area Kalimantan untuk survey Tanjung dan Bunyu, serta di Area Papua untuk survey Kupalanda.
"Selain itu, Pertamina EP juga menargetkan pemboran eksplorasi sebanyak 9 sumur yang terdiri dari 5 sumur wildcat yang merupakan sumur yang dibor pertama kali untuk menentukan keterdapatan minyak dan gas pada lokasi yang masih baru, dan 4 sumur deliniasi yang bertujuan untuk mencari batas-batas penyebaran migas pada lapisan penghasilnya," jelas Dwi, di sela kunjungannya ke Bunyu, Kalimantan Utara, Sabtu (27/6).
Dwi melanjutkan, dari kegiatan eksplorasi tersebut diharapkan dapat mencapai target penemuan cadangan sampai dengan 90 Juta Barel Minyak Ekuivalen (MMBOE) selama tahun 2015, yang terdiri dari minyak sebesar 22 Juta Barel Minyak Mentah (MMBO) dan gas bumi sebesar 390 Milyar Standar Kaki Kubik (BSCF).
Dwi mengatakan bahwa meskipun harga minyak mentah dunia tengah mengalami pergerakan harga yang cukup fluktuatif dan harganya saat ini jauh lebih rendah dari periode tahun 2013 - 2014, namun Pertamina terus berjuang menunjukkan komitmen terbaik untuk bangsa Indonesia.
“Ketahanan energi itu nafasnya ada di penemuan cadangan, kalau tidak dilakukan eksplorasi maka ketahanan energi bisa terganggu. Dan itu yang tidak kami inginkan”, tegas Dwi.
Dalam kunjungan kerjanya ke Bunyu, Dwi juga menambahkan bahwa kegiatan seismik yang dilakukan di Bunyu pada tahun 2015 ini adalah kegiatan seismik yang dilakukan untuk kelima kalinya, dengan target panjang lintasan sepanjang kurang lebih 209 km yang akan melintas di hampir seluruh area Bunyu.
Sebelumnya, kegiatan seismik di Bunyu telah dilakukan pada tahun 1949 dan 1969, di mana berdasarkan data seismik pada saat itu, lapangan Bunyu diproduksikan. Selanjutnya pada tahun 2005 dan 2012 kembali dilakukan kegiatan seismik untuk memperkaya data.
Dwi menyampaikan bahwa kegiatan seismik dilakukan dengan memanfaatkan perkembangan teknologi yang semakin berkembang, untuk memperoleh data cadangan sumber migas yang semakin akurat.
“Untuk memperoleh hasil survey yang bagus dan akurat, Survey Bunyu akan dikombinasikan dengan Survey Gravity, kemudian hasil survei seismik dan gravity Bunyu 2015 akan diintegrasikan dengan hasil survei geofisika lainnya yaitu Survei Passive Seismic dan Survei Magnetotellurics agar diharapkan dapat menggambarkan model bawah permukaan area Bunyu dengan lebih baik” lanjut Dwi.