Selasa 30 Jun 2015 07:25 WIB

OJK Perluas Literasi Keuangan Melalui Sarana Telekomunikasi dan Informatika

Rep: C87/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman Hadad
Foto: Antara/Fanny Octavianus
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman Hadad

EKBIS.CO, JAKARTA --- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memperluas literasi keuangan ke daerah terpencil melalui sarana prasarana di bidang telekomunikasi dan informatika.

 

Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D Hadad mengatakan, berdasarkan survei tahun 2013, tingkat literasi di pedesaan masih relatif rendah sekitar 22 persen dari masyarakat yang umurnya di atas 17 tahun sudah terliterasi dengan baik.

Sedangkan, tingkat utilisasi produk dan jasa keuangan mencapai 60 persen. Survei World Bank juga memperlihatkan penduduk berusia di atas 15 tahun, hanya 36 persen yang menggunakan lembaga keuangan.

"Tidak hanya di Indonesia tapi juga di negara berkembang lainnya dengan cara mendekatkan layanan keuangan dengan masyarakat. Salah satunya dengan meningkatkan literasi keuangan agar bisa terhindar dari kemungkinan kerugian-kerugian yang tidak perlu," jelas Muliaman.

Sejak dua tahun lalu, OJK meluncurkan strategi nasional literasi keuangan. Langkah itu sebagai upaya literasi, program kampanye kepada masyarakat luas untuk menciptakan masyarakat yang dekat dengan layanan keuangan. Selain itu, juga program Laku Pandai untuk mendukung program keuangan inklusif yang dicanangkan bersama pemerintah.

Program Laku Pandai mendorong masyarakat di daerah terpencil untuk mengenal dan mendapatkan layanan jasa keuangan yang lebih murah, mudah dan cepat serta menghindari jeratan lintah darat.

Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengatakan, dari sisi masyarakat, kerjasama mencakup pelayanan apa yang dibutuhkan berkaitan dengan Kemenkominfo dan OJK. Dengan berkembangnya telepon selular, sim card sudah mencapai 300 juta, tapi penggunanya 160 juta orang. Jumlah tersebut masih jauh lebih besar dari jumlah nasabah bank.

Namun, saat ini banyak masyarakat yang merasa terganggu dengan pesan singkat layanan-layanan perbankan dan layanan lain yang harus ditindaklanjuti. "Ke depan bagaimana memanfaatkan industri teleokumunasi untuk kepentingan Laku Pandai, dengan 160 juta pengguna dan 88 juta pengguna internet subsciber, bagaimana kita melayani unbankable untuk bisa akses layanan perbankan," jelas Rudiantara.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement