Selasa 07 Jul 2015 20:15 WIB

Menkeu: Aset IKNB Perlu Ditingkatkan

Rep: c87/ Red: Satya Festiani
Menkeu Bambang Brodjonegoro.
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Menkeu Bambang Brodjonegoro.

EKBIS.CO, JAKARTA -- Industri Keuangan Non Bank (IKNB) meresmikan Indonesia Investment Club (IIC) di Hotel Shangri La Jakarta, Selasa (7/7). Menteri Keuangan Bambang Brojonegoro memberikan dukungan penuh dan mengapresiasi ide berdirinya IIC.

Menkeu menilai ide pembentukan IIC menarik karena basisnya dari IKNB. Bambang menuturkan, ada dua kegiatan internasional yang menarik yakni G20 dimana ada inisiatif long term financing for infrastructur. "Yang bisa menjadi kontributor utama adalah industri asuransi dan dana pensiun. Karena di situlah dana-dana jangka panjang yang bisa dipakai untuk membiayai proyek-proyek jangka panjang seperti infrastruktur," jelasnya dalam peresmian IIC di Hotel Shangri La Jakarta, Selasa (7/7).

Kegiatan lainnya saat Menkeu menghadiri acara pertemuan menteri keuangan di Belanda. Menurutnya, asosiasi dana pensiun Belanda dana kelolaannya sangat besar. Jika dihitung, aset satu perusahaan dana pensiun di Belanda lebih besar dari seluruh aset dana pensiun di Indonesia. Di Belanda, pekerja harus membayar 20 persen untuk dana pensiun, dimana 10 persen dibayar perusahaan dan 10 persen dibayar sendiri.

"Akumulasi dana asuransi dan dana pensiun di Indonesia harus ditingkatkan. Sarana investasinya sendiri, di Indonesia belum banyak dana pensiun yang terlibat beli surat utang. Mungkin deposito masih menarik di Indonesia," imbuhnya.

Bambang menambahkan, kalau bisa larinya dana dari IKNB tidak hanya deposito tapi juga instrumen lain, terutama pasar modal. Sebab, investor pasar modal masih didominasi asing, investor lokal masih terbatas. Dengan adanya IIC diharapkan mendorong investor lokal di pasar saham.

IIC juga diharapkan ikut membantu kalau ada gejolak di pasar keuangan. Sebab, sekarang ini gejolak keuangan semakin lama semakin sering. Berbeda dengan dulu harga saham jatuh atau yield surat utang negara (SUN) naik frekuensinya jarang. Sisi positifnya, kata Bambang, investor tidak  gampang panik. Namun, sisi buruknya investor imun terhadap gejolak di pasar keuangan sendiri. Keberadaan IIC diharapkan paling tidak membantu meredam volatilitas di pasar keuangan maupun pasar saham.

Di samping itu, Bambang menilai saat ini lembaga dana pensiun seperti BPJS akan berpikir dua kali jika disuruh investasi di proyek infrastruktur. Sebab, urusan BPJS adalah mengurusi dana pensiun. Tapi peranan uangnya BPJS penting untuk pembangunan infrastruktur. Caranya dengan intermediasi, BPJS membeli bonds yang dijual perusahaan yang menyediakan long term financing for infrastruktur.

Idenya, IIC yang akan menyediakan bonds itu. Sehingga, perusahaan asuransi maupun dana pensiun nanti ikut investasi dengan membeli di bondsnya. Menkeu berharap besar agar IIC punya manfaat lebih bagi stabilitas sistem keuangan Indonesia.

"Tantangan untuk industri asuransi dan dana pensiun adalah memperbesar size-nya. Dorong sisi suplai supaya size lebih besar," pungkasnya.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement