EKBIS.CO, JAKARTA -- Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Amien Sunaryadi menyoroti rendahnya realisasi program survei dan pengeboran, khususnya untuk kegiatan eksplorasi.
Ia menjelaskan, dari rencana survei seismik sebanyak 46 kegiatan, hanya terealisasi sebanyak 12 kegiatan atau 26 persen. Dari rencana program survei non seismeik sebanyak 23 kegiatan, yang terealisasi sebanyak 11.
Kata dia, yang paling mencolok, untuk program pengeboran eksplorasi dari rencana 157 sumur baru, yang terealisasi baru 26 sumur atau 17 persen.
"Minimnya kegiatan eksplorasi ini akan berdampak pada rendahnya penemuan baru dan kesinambungan produksi di tahun-tahun mendatang," ujarnya di Wisma Mulia, Jakarta, (7/7).
Amien menjelaskan sejumlah kendala yang menbuat rendahnya realisasi kegiatan eksplorasi. Untuk eksplorasi, potensi kendala, lanjutnya terbagi menjadi dua, yakni kendala konvensional dan non konvensional.
"Dari konvensial, kendala yang menjadikan realisasi tidak sesuai yang diharapkan, paling banyak masalah ijin dan pembebasan lahan," sambungnya.
Kemudian, kendala lain, lanjutnya, ialah evaluasi subsurface, dan panjangnya proses pengadaan.
Untuk non konvensional, kendala utama ia katakan tidak jauh berbeda dengan konvensional, namun kendala di proses pengadaan di non konvensional lebih besar dari yang ada di konvensional.
Sementara itu, untuk potensi kendala pemboran pengembangan pada 2015 ini, ia mengatakan, pengadaan, pembebasan lahan dan ijin penggunaan kawasan hutan, serta penyiapan lokasi, masih menjadi kendala terbesar.