EKBIS.CO, NEW YORK -- Beberapa investor Amerika Serikat mengatakan, upaya Cina menopang pasar sahamnya memiliki efek kebalikan. Mereka mengatakan tak akan membeli meski Cina menjual dengan harga panik.
Pasar saham Cina mengalami penurunan selama tiga pekan. Namun pada Kamis (9/7), saham naik setelah regulator sekuritas Cina melarang pemegang saham besar di perusahaan menjual saham mereka.
Langkah itu merupakan langkah paling drastis Beijing dalam membendung aksi jual beli saham, di mana Shanghai Composite Index turun hampir sepertiga sejak pertengahan Juni. Langkah tersebut memusnahkan sekitar 3 triliun dolar nilai pasar.
Dalam mengakhiri keterpurukan, pada Kamis, Cina telah memotong suku bunga. Mereka menangguhkan penawaran umum perdana dan meminta broker untuk membeli saham yang didukung kas dari bank sentral.
"Kami sudah berupaya meredam aksi jual dan akhirnya menyebabkan konsekuensi yang tak diinginkan dari memburuknya situasi," kata manajer Tornburg Developing World Charles Wilson.
Penjualan saham kali ini merupakan yang terbesar di Cina, sejak krisis keuangan global pada 2008. "Pemerintah Cina sedang berjuang dalam pertarungan yang sangat-sangat sulit, untuk menstabilkan pasar. Tapi itu menyangkut pemerintah dan tak memungkinkan kekuatan pasar untuk bekerja," kata Kepala Klien Perdagangan Institusional di Saxo Capital Markets Hong Kong Christopher Moltke-Leth.