EKBIS.CO, JAKARTA -- Pasar modal di Cina memang terkoreksi cukup besar. Hanya saja tak berdampak langsung pada Indonesia.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo menjelaskan, dampak langsungnya terjadi di Tokyo, Hongkong, Korea Selatan, dan Singapura. "Ke Indonesia tidak langsung, yang mesti kita antisipasi, confidence terhadap negara yang mempunyai hubungan dagang banyak dengan cina atau secara umum emerging market," jelasnya.
Ia menegaskan, Indonesia harus lebih optimis di semester dua. Dengan begitu, pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat mencapai prestasi lebih baik.
Agus memprediksi pertumbuhan ekonomi di semester kedua akan berada di kisaran lima sampai 5,4 persen. Ia pun menambahkan, kemungkinan di kuartal kedua pertumbuhan ekonomi Indonesia tak jauh berbeda dengan kuartal pertama yakni 4,7 persen.
"Kita belum mendapat dampak yang kuat dari pertumbuhan ekonomi kuartak kedua," kata Agus. Menurutnya, saat ini belanja pemerintah, rencana investasi, serta konsumsi domestik menjadi harapan terbesar sebagai sumber pendapatan sekaligus alat pendokngkrak pertumbuhan ekonomi.