EKBIS.CO, JAKARTA -- Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) memperkirakan penurunan defisit transaksi berjalan pada 2015. Jika pada 2014 defisit mencapai 25,4 miliar dolar AS (2,9 persen dari PDB), maka pada tahun ini LPS menyebut defisit menjadi 22,5 miliar dolar AS (2,5 persen PDB).
Pada 2016, defisit transaksi berjalan diproyeksikan mencapai 27,9 miliar dolar AS (2,8 persen PDB). Menurut LPS, risiko terhadap neraca berjalan dalam jangka pendek lebih banyak mengarah ke atas.
"Ini ditentukan oleh seberapa lemah aktivitas ekonomi domestik pada semester II 2015 serta dampak negatif pelemahan rupiah terhadap impor," kata Sekretaris LPS Samsu Adi Nugroho, Selasa (14/7).
Defisit neraca berjalan pada 2015 dan 2016, kata dia, akan dibiayai oleh surplus yang lebih besar pada neraca modal dan finansial, meski angkanya diperkirakan akan lebih kecil dibanding pada tahun 2014.
Investasi asing, baik investasi langsung maupun portofolio, jelas Adi, menghadapi downside risk yang lebih besar pada semester II 2015 di tengah dampak krisis Yunani dan kemungkinan kenaikan Fed rate.
Dengan perkembangan tersebut, surplus neraca pembayaran diperkirakan mencapai 1,4 miliar dolar AS pada 2015 dan 3,8 miliar dolar pada 2016. Cadangan devisa diproyeksikan mencapai 111,6 miliar dolar pada 2015 dan 115,4 miliar dolar AS pada 2016.