EKBIS.CO, CHICAGO -- Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange berakhir jatuh ke posisi terendah dalam lima tahun pada Rabu waktu setempat atau Kamis (23/7) pagi WIB. Harga emas tertekan oleh dolar AS yang menguat.
Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Agustus turun 12 dolar AS, atau 1,09 persen, menjadi menetap di 1.091,50 dolar AS per ounce. Logam mulia berada di bawah tekanan karena Indeks Dolar AS naik 0,3 persen menjadi 97,61 pada pukul 18.09 GMT. Indeks adalah ukuran dari dolar terhadap sekeranjang mata uang utama.
Emas dan dolar biasanya bergerak berlawanan arah, yang berarti jika dolar naik maka emas berjangka akan jatuh, karena emas yang diukur dengan dolar menjadi lebih mahal bagi investor. Analis mencatat bahwa "stop-loss order" para pedagang memberikan tekanan tambahan pada logam mulia dan mengatakan bahwa emas masih di bawah tekanan karena alasan teknikal.
Analis berpendapat, pasar terus menghargakan harapan untuk peningkatan suku bunga Federal Reserve AS. Kenaikan suku bunga Fed mendorong investor menjauh dari emas dan menuju aset-aset dengan imbal hasil, karena logam mulia tidak mengenakan suku bunga.
Para analis awalnya memperkirakan suku bunga akan naik pada Juni, namun karena data ketenagakerjaan AS lebih lemah dari perkiraan, kenaikan suku bunga diperkirakan September. Belum ada kenaikan suku bunga The Fed sejak Juni 2006, sebelum awal krisis keuangan Amerika Serikat. Perak untuk pengiriman September turun 5,5 sen, atau 0,37 persen, menjadi ditutup pada 14,73 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Oktober turun 4,4 dolar AS, atau 0,45 persen, menjadi ditutup pada 979,90 dolar AS per ounce.