EKBIS.CO, JAKARTA -- Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menyatakan kurs rupiah melemah karena penguatan dolar Amerika Serikat (AS) yang didukung status safe-haven seiring perang yang terjadi antara Palestina melawan Israel.
“Namun, kenaikan (dolar AS) terbatas setelah komentar dovish dari beberapa pejabat Fed (terkait potensi tidak adanya kenaikan suku bunga acuan AS). Militer Israel pada Selasa pagi mengumumkan bahwa lebih dari 200 sasaran diserang semalam di Gaza ketika negara itu menanggapi serangan akhir pekan yang dilakukan oleh Palestina melalui Hamas,” ujar dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (10/10/2023).
Menurut dia, pasar bersiap melalui perang berkepanjangan di kawasan Timur Tengah tersebut yang telah menewaskan lebih dari 1.500 orang. Kendati demikian, penguatan dolar AS turut pula dibatasi aksi jual obligasi baru-baru ini yang mungkin mengurangi kebutuhan untuk kenaikan suku bunga lebih lanjut.
Tingkat imbal hasil obligasi Pemerintah AS turut mengalami penurunan, yakni tenor 10 tahun turun dari kisaran 4,8 persen ke 4,6 persen. “(Ke depan) ada sejumlah pejabat Fed yang akan menyampaikan pidato pada Selasa malam menjelang rilis risalah pertemuan kebijakan moneter September 2023 pada hari Rabu (11/10/2023) dan kemudian data CPI (Consumer Price Index) AS pada hari Kamis (12/10/2023),” ucap Ibrahim.
Pada penutupan perdagangan hari ini, mata uang rupiah melemah sebesar 46 poin atau 0,30 persen menjadi Rp 15.738 per dolar AS dari penutupan sebelumnya sebesar Rp 15.692 per dolar AS. Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Selasa turut melemah ke posisi Rp 15.708 dari sebelumnya Rp 15.675 per dolar AS.